MANAJEMEN
PENYELENGGARAAN MASA ORIENTASI SISWA
(Studi Multi
Situs di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang)
Ita Yulia
Rahmawati1
Prof. Dr. H. M.
Huda A.Y, M.Pd
Dr. H. Sultoni, M.Pd
ABSTRAK:
Tujuan
penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan manajemen Manajemen Orientasi Siswa
(MOS) yang diterapkan oleh sekolah SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda
Malang yang mencakup: (1) perencanaan penyelenggaraan MOS; (2) pengorganisasian
penyelenggaraan MOS; (3) pelaksanaan MOS; (4) penilaian penyelenggaraan MOS;
(5) kekuatan penyelenggaraan MOS; dan (6) kelemahan penyelengaaraan MOS. Data
dikumpulkan dengan analisis dokumen, pengamatan, wawancara dari 8 informan dan
dianalisis dengan teknik deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian adalah:
(1) perencanaan MOS dilakukan dengan rapat antar dewan guru dan rapat dengan
pihak OSIS yang dilaksanakan 2 minggu sebelum pelaksanaaan MOS; (2)
penggorganisasian MOS dilakukan dengan pembagian tugas, tanggung jawab, dan
wewenang yang telah diberikan pada masing-masing panitia; (3) Pelaksanaan MOS
dilaksanakan selama 3 hari sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan; (4)
Evaluasi dilakukan dengan pemantauan kegiatan MOS dan pelaporan; (5) Kekuatan
pelaksanaan MOS berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala sekolah dan SK Dinas
Pendidikan Jawa Timur. Selain itu, dengan adanya MOSpeserta didik baru memiliki kesiapan dalam menerima pembelajaran yang
ada di sekolah;
(6) Kelemahan MOS disebabkan oleh terbatasnya waktu pelaksanaan, melatih
panitia yang membutuhkan waktu lama, pembagian tugas yang kurang jelas, dan pelaksanaan
MOS yang monoton.
Kata
kunci: manajemen,
MOS, dan peserta didik
Sistem
pendidikan untuk membangun manusia seutuhnya yakni tidak hanya bertumpu pada
pengembangan kemampuan intelektual saja. Sistem yang dimaksud juga harus mampu
mengekspresikan dan mengaktualisasikan potensi kemanusiaan melalui pikiran,
perasaan, jiwa dan raganya dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah agama
seperti akhlak atau etika. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan proses belajar-mengajar memegang
peranan penting dalam rangka pembentukan
sikap dan kepribadian serta budi pekerti luhur siswa yang telah mereka dapatkan
dari lingkungan keluarga dan masyarakat.
Pendidikan yang diberikan di sekolah harus bisa mengikuti perubahan dan
perkembangan zaman serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan
yang ideal diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dan mampu menanamkan
etika pergaulan dan pendidikan moral secara terprogram dengan tujuan untuk
membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tujuan pendidikan
secara umum bersumber pada tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasionnal Nomor 20 Tahun 2003 Bab II mengenai
dasar, fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menjelaskan sebagai
berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepata Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab.
Tujuan pendidikan nasional di atas dapat
dipakai sebagai sumber penetapan tujuan pendidikan dan pelaksanaan pendidikan
di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal. Untuk
merealisasikan tujuan pendidikan nasional setiap lembaga pendidikan perlu
melakukan manajemen sekolah secara sistematis, hal ini bertujuan supaya
kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung
secara teratur, efektif dan efisien.
Masa orientasi siswa dalam bidang ilmu
manajemen pendidikan merupakan salah satu bagian dari Manajemen Peserta Didik
(MPD). Kegiatan MOS ini biasanya dilaksanakan setelah peserta didik mendaftar
ulang di sekolah. “Masa
orientasi siswa atau sering disebut juga Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan sebuah kegiatan yang
umum dilaksanakan di sekolah guna menyambut kedatangan siswa baru” (Wikipedia, 2011:1).Selain menyambut
kedatangan siswa baru dan memperkenalkan
lingkungan sekolah, MOS juga merupakan sarana penanaman nilai-nilai
kedisiplinan, akademik dan nilai-nilai sosial masyarakat. Oleh karena itu,
kegiatan MOS haruslah diisi dengan kegiatan positif, bukan kekerasan.
Latar
penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Malang dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda Malang. SMP Negeri 4 Malang adalah sekolah
menengah pertama yang berstatus negeri dibawah Departemen Pendidikan Nasional
(DIKNAS). Sekolah ini termasuk salah satu sekolah menengah pertama yang
terakreditasi sangat baik di wilayah kota Malang. Lokasi SMP Negeri 4 Malang
berbatasan dengan SMA Negeri 8 Malang, sebelah barat Universitas Negeri Malang,
dan sebelah selatan sekolah tersebut terdapat lahan kosong yang biasanya
digunakan sebagai tempat olahraga oleh siswa SDN Sumbersari.Sedangkan MTs.
Nurul Huda Malang adalah pendidikan formal setara dengan sekolah menengah
pertama yang dikelola oleh Departemen Agama (DEPAG). Letak sekolah ini sangat strategis yaitu di
area Perguruan Tinggi (ITN, UM, UB). Lokasi MTs. Nurul Huda Malang menghadap ke
arah timur yang berhadapan dengan POM Bensin. Sekolah ini terdapat di sebelah
kiri jalan raya bendungan sutami, sehingga akses untuk para peserta didik lebih
mudah untuk menuju ke sekolah.
Penerimaan Siswa Baru (PSB) dan pembinaan
Masa Orientasi Siswa (MOS) telah menjadi tradisi setiap tahun ajaran baru di
setiap jenjang pendidikan. Pada awalnya kegiatan MOS mengadopsi dari Perguruan
Tinggi yang biasanya dikenal dengan OSPEK.Kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang maupun di MTs. Nurul Huda Malang sudah sejak lama
dilaksanakan yakni mulai tahun 2000. Dari kedua belah pihak sekolah tersebut
menyatakan bahwa, kegiatan MOS ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari
penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Kegiatan MOS perlu dilakukan sebagai upaya menjembatani
siswa baru untuk mengenal berbagai kekhususan dari jenjang pendidikan
barunya,baik berupa lingkungan fisik, sosial dan cara belajar yang berbeda
dengan lingkungan pada jenjang pendidikan sebelumnya.Sasaran MOS adalah
peserta didik baru dengan mengikutsertakan kakak kelas, guru, tenaga penunjang
kependidikan, atau pihak luar sekolah yang dilibatkan. MOS memiliki tujuan
baik, yaitu mengarahkan para siswa baru untuk bersikap sesuai norma dan aturan
yang berlaku di sekolah mereka.
SMP Negeri 4 Malang memiliki 47 tenaga
kependidikan, 42 orang diantarannya Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 orang
lainnya bersatatus sebagai Guru Tidak Tetap (GTT). Jumlah keseluruhan peserta
didik di SMP Negeri 4 Malang adalah 845 siswa, yang terdiri dari kelas VII
berjumlah 259 siswa, kelas VIII berjumlah 306 siswa, dan kelas IX berjumlah 280
siswa. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, SMP Negeri 4 mempunyai 21
rombel agar dapat berjalan efektif. Sedangkan di MTs. Nurul Huda Malang
memiliki 17 tenaga pengajar sebagai guru tetap di Yasan Nurul Huda. Jumlah
keseluruhan peserta didik di MTs. Nurul Huda Malang adalah 82 siswa, yang
terdiri dari kelas VII berjumlah 33 siswa, kelas VIII berjumlah 24 siswa, dan
kelas IX berjumlah 25 siswa.
Manajemen
adalah salah satu bagian terpenting dalam suatu organisasi. Tugasnya
sangat krusial dalam suatu organisasi yakni, menentukan dan mengawasi kinerja
suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
manajemen itu sendiri. Dari sini dapat diketahui bahwa manajemen mutlak
diperlukan dalam suatu organisasi karena merupakan pusat kinerja dari
organisasi itu sendiri. Adapun
masalah-masalah yang terkait dengan kegiatan manajemen, antara lain (1) perencanaan yaitu
proses awal pengidentifikasian dan menyeleksi tujuan yang sesuai serta program
kegiatan yang terbaik dalam mencapai tujuan. Salah satu kegiatan dalam
perencanaan yakni menentukan strategi yang terkadang dirasa kurang efektif
karena dalam mengidentifikasi cara-cara tidak
mempertimbangan perubahan-perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi
organisasi, (2) pengorganisasian
yaitu pembagian tugas dan wewenang dalam mencapai tujuan
organisasi. Akan tetapi, penempatan
tugas dan wewenang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki individu
tersebut, sehingga mengakibatkan kekacauan dan keteledoran dalam pelaksanaan
kegiatan, (3) penggerakkan yaitu
koordinasi antar individu maupun kelompok untuk dapat bekerjasama mencapai
tujuan organisasi. Dalam kenyataannya masih ada atasan yang kurang memberi
motivasi kepada bawahan sehingga bawahan tidak dapat melaksanakan kegiatan
secara optimal sesuai peran, tugas, dan tanggung jawabnya, dan 4) pengawasan
yaitu penetapan pengukuran yang akurat dan sistem monitoring untuk
mengevaluasi seberapa baik organisasi telah mencapai tujuannya. Namun, dalam
pelaksanaannya penyimpangan yang terjadi sangat tidak dipungkiri oleh karena
itu monitoring sangat diperlukan baik
proses dan akhir dari kegiatan untuk mengendalikan dan meminimalisir
penyimpangan yang terjadi.
Secara
umum hasil analisis SWOT (Strengths,Weakness, Opportunities, Threats)
peneliti dari adanya kegiatan MOS adalah (1) Strengths (kekuatan): adanya Surat Keputusan (SK) dari Kepala Sekolah; (2) Weakness(kelemahan): dapat
mengganggu proses belajar-mengajar siswa kelas VIII dan IX; (3) Opportunities(peluang): dengan kegiatan
MOS yang bersifat menyenangkan dan dapat bermanfaat bagi peserta didik, maka
kegiatan ini dapat menarik peserta didik baru di tahun ajaran berikutnya; dan
(4) Threats (ancaman): adanya sekolah
lain yang melakukan kegiatan MOS dengan kekerasan, sehingga masyarakat dan wali
murid menentang adanya kegiatan MOS.
Sehubungan hal di atas, fungsi-fungsi manajemen ini
berjalan saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga menjadi proses manajemen
yang sangat diperlukan dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaran MOS. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman, kekacauan, keteledoran,
pemborosan, dan yang lebih penting lagi adalah tujuan pendidikan tidak
tercapai, karena proses manajemen yang tidak efektif. Di sini peneliti memilih
penelitian di sekolah menengah pertama, dikarenakan peserta didik baru
menginjak remaja yang tadinya kekanak-kanakan dan dengan adanya MOS peserta
didik akan dibentuk sesuai dengan adat sekolah. Peneliti akan mengadakan
penelitian pada dua lokasi sekolah yakni sekolah umum dan sekolah keagamaan
dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan antara kedua sekolah tersebut. Dengan
memperhatikan konteks penelitian di atas, maka peneliti akan mengadakan
penelitian dengan judul “Manajemen
Penyelenggaraan Masa Orientasi Siswa (Studi Multi Situs di SMP Negeri 4 Malang
dan MTs. Nurul Huda Malang)”.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Jenis
studi kasus (case studies) yang
digunakan yaitu multi-situs induksi analitis termodifikasi. Menurut Ulfatin
(2004:32), “rancangan studi multi situs (multi-site
studies) adalah suatu rancangan penelitian kualitatif yang melibatkan beberapa situs dan
subjek penelitian”. Pendekatan penelitian kualitatif
ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
data secara deskriptif. Pendekatan
tersebut berkaitan dengan manajemen penyelenggaraan MOS
yang dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian yang diperoleh dari catatan
lapangan, study literature,
wawancara, arsip kegiatan MOS, dan dokumentasi. Data tersebut
dianalisa secara terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian dan bergerak
secara induktif. Penentuan lokasi dan latar penelitian dilakukan bertahap.
Pertama, lokasi penelitian ditentukan di Kota Malang. Kedua, penentuan latar
penelitian, dipilih sekolah menengah pertama yang menerapkan kegiatan MOS dalam
menyambut siswa baru.Selain itu, peneliti meneliti 2 sekolah yang memiliki
perbedaan yaitu SMP Negeri 4 Malang adalah sekolah mengengah pertama di bawah
naungan Departemen Pendidikan Nasional (DIKNAS) dengan status negeri dengan
akreditasi “A”. Sedangkan MTs.
Nurul Huda Malang adalah sekolah menengah pertama di bawah naungan Departemen
Agama (DEPAG) dengan satatus swasta.
Sumber data dalam penelitian ini
akan diperoleh melalui aplikasi peneliti dengan cara pengamatan (observasi)
secara langsung dilapangan, studi
literatur dengan cara mempelajari dan mengkaji dokumen yang ada disekolah
tersebut, dan melalui wawancara dengan personil terkait. Personil tersebut
yaitu waka kesiswaan, ketua pelaksana MOS, serta pengurus
OSIS Tahun Ajaran 2011/2012.Wawancara yang
dilakukan peneliti adalah wawancara terstruktur
yang terkait
dengan judul penelitian. Untuk mengetahui data yang telah
diperoleh, maka hasil mengkaji sumber data tersebut ditulis dalam catatan
penelitian yang kemudian diolah secara langsung. Informasi data yang diperoleh
berupa kata-kata atau tindakan dari orang yang diamati atau diwawancarai,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen sekolah, arsip terkait dengan
penelitian, buku, maupun rekaman pada saat wawancara berlangsung dengan informan.
Tabel 2.1 Ringkasan Sumber Data SMP Negeri 4 Malang
No
|
Subjek
|
Intensitas
|
1
|
U. Djarwadi, S.Pd
|
1
kali
|
2
|
Suprapto, A.Md
|
2
kali
|
3
|
Subahan,
S.Pd
|
1
kali
|
4
|
Anota dan Agung
|
1
kali
|
(Sumber:
Dokumen Catatan Lapangan Peneliti)
Tabel 2.2 Ringkasan Sumber Data MTs. Nurul Huda Malang
No
|
Subjek
|
Intensitas
|
1
|
Agung Wahyuono, S.Ag
|
2
kali
|
2
|
Slamet Suwardi
|
1
kali
|
3
|
Drs. Syamsul Ihwan
|
1
kali
|
4
|
Neni dan Ana
|
1
kali
|
(Sumber:
Dokumen Catatan Lapangan Peneliti)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis deskriptif, yakni peneliti menguraikan, menjelaskan, dan
mendeskripsikan secara rinci mengenai manajemen penyelenggaraan MOS Tahun
Ajaran 2011/2012 di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang.Ada 2 tahap
yang dilakukan, yaitu (1) analisis situs tunggal dan (2) analisis lintas situs.
1.
analisis situs tunggal
a.
Reduksi Data
Menurut Wiyono
(2007:93), “reduksi data merupakan kegiatan memilih data yang tepat”. Peneliti
berusaha mengumpulkan data penelitian yang berhubungan dengan kegiatan
manajeman MOS mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan baik dari wawancara, dokumentasi maupun observasi.Setiap data yang
masuk baik dari hasil wawancara, dokumentasi maupun observasi tersebut dipilih
sesuai dengan instrument/fokus penelitian yang dilakukan secara terus menerus
selama penelitian dan diolah mana yang tepat untuk digunakan. Apabila terdapat
kejanggalan-kejanggalan, maka proses reduksi data akan diulang kembali.
b. Display Data
Wiyono (2007:93)
menyatakan bahwa, “display data
merupakan perakitan informasi yang terorganisir yang memungkinkan penarikan
kesimpulan”.Dalam hal ini yang dilakukan oleh peneliti, yaitu menyusun jawaban
yang sudah diolah berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan baik dari hasil
wawancara, observasi maupun dokumentasi. Data yang disusun dan diolah tersebut
disesuaikan dengan fokus penelitian yang memungkinkan akan menarik suatu
kesimpulan oleh peneliti.
c. Verifikasi Data
Menurut Wiyono
(2007:93), “verifikasi atau memverifikasi kesimpulan merupakan kegiatan untuk
menarik makna dari data yang disimpulkan”. Peneliti berusaha mengumpulkan semua
kesimpulan hasil dari display data
yang sudah dilakukan dan menarik sebuah makna baru dengan membandingkan antara
hasil penelitian dari SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang yang
berkaitan dengan kegiatan manajemen MOS dengan teori yang ada dan fakta
(kenyataan) yang sudah terjadi di lapangan.Peneliti berusaha membuat
pendeskripsian atas semua hasil kesimpulan untuk membuat makna baru.
2.
Analisis Lintas Situs
Pendekatan yang
digunakan dalam rancangan studi multi situs adalah metode induksi analitis
termodifikasi.Metode analitis termodifikasi merupakan suatu pendekatan untuk
mengumpulkan dan mengolah data yang dimaksudkan untuk mengembangkan teori dan
pengujiannya (Ulfatin, 2004:33).Pada rancangan metode induksi analitis
termodifikasi, prosedurnya ditetapkan berdasarkan fokus
penelitiannya.Pengumpulan data dilakukan secara berulang-ulang, di mana
pengumpulan data berikutnya dilakukan, dianalisis, dan digunakan untuk
mengembangkan model deskriptif dari fenomena yang ada pada semua situs.Teori
sementara yang dihasilkan melalui pengumpulkan data sebelumnya dimodifikasi
untuk menghasilkan teori yang lebih mantap.
Pengecekan keabsahan data
dilakukan dengan 4 tahap anatara lain sebagai berikut:
1. Trianggulasi Data
Wiyono (2007:81)
mengatakan bahwa, “trianggulasi data adalah mengecek kebenaran data dengan
membandingkan data dengan sumber lain”. Untuk memperoleh keabsahan data, di
sini peneliti membandingkan data yang berasal dari SMP Negeri 4 Malang dan MTs.
Nurul Huda Malang dengan teori yang ada dan fakta (kenyataan) yang sudah
terjadi di lapangan, selain itu peneliti juga membandingkan data yang berasal
dari sumber satu dengan sumber lainnya, baik data yang berupa dokumentasi
maupun data hasil wawancara. Maksud dari perbandingan itu, yaitu untuk
memastikan apakah data yang diperoleh peneliti menghasilkan kesimpulan yang
tepat atau tidak.
2. Member Check
Dalam hal ini yang
dilakukan oleh peneliti yaitu memberikan hasil penelitian kepada sekolah
yakni SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul
Huda Malang untuk dicek kembali kebenaran datanya dan membicarakan ulang untuk
menghasilkan data secara kredibel (pasti/benar).
3. Menggunakan Bahan Referensi
Wiyono (2007:84) menyatakan bahwa, “ terpenuhinya bahan
pustaka/referensi yang memadai sehingga dapat mendukung peneliti dalam
menghimpun pengetahuan”.Dengan menggunakan
bahan referensi yang berupa hasil wawancara, dokumen, maupun rekaman peneliti
bisa meningkatkan kepercayaan tentang kebenaran datanya kepada khalayak bahwa
penelitian tersebut syah dan begitu adanya.
4. Dependabilitas
Dependabilitas dapat
dicapai dengan cara mengadakan audit
trail yaitu usaha untuk memeriksa proses penelitian termasuk data dan
sumber datanya dari awal sampai akhir. Dalam hal ini yang dilakukan oleh
peneliti yaitu mengumpulkan semua data yang telah diperoleh, mengumpulkan
kembali data yang telah diolah, mengumpulkan kesimpulan dan memeriksanya
kembali agar hasil penelitian bisa dipercaya. Misalnya, yaitu peneliti mengecek
proses hasil penelitian yang sudah dicatat, mengecek ulang foto atau dokumen
lain mengenai kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan MOS dan mengecek
semua data lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Perencanaan
MOS
Perencanaan pada
dasarnya persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian
suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian
tujuan tertentu. Dalam manajemen fungsi perencanaan merupakan suatu tolak ukur
dalam kegiatan tersebut. Perencanaan MOS di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul
Huda Malang melalui beberapa tahap yaitu: (1) menentukan lokasi kegiatan; (2)
perencanaan pembentukan panitia; (3) perencanaan waktu kegiatan; (4)
perencanaan program kegiatan/isi kegiatan berdasarkan visi dan misi sekolah;
(5) anggaran dana; dan (6) perencanaan untuk menjadi pembina peserta MOS.
Menurut Brantas (2009:57), “perencanaan adalah pekerjaan
mental untuk memilih saran, kebijakan, prosedur, program yang diperlukan untuk
mencapai apa yang diinginkan pada masa yang akan datang”. Sehubungan
dengan hal itu, langkah-langkah dalam
bidang perencanaan menurut Terry (dalam Brantas, 2009), antara lain:
1)
Jelaskan problem yang bersangkutan;
2)
Usahakanlah untuk mencapai
keterangan-keterangan tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan;
3)
Analisislah dan klasifikasilah
keterangan-keterangan yang diperolah;
4)
Tetapkanlah premis-premis perencanaan
dan penghalang-penghalang terhadapnya;
5)
Tentukan rencana-rencana alternatif;
6)
Pilihlah rencana yang diusulkan;
7)
Tetapkanlah urutan-urutan dan penetapan
waktu secara terperinci bagi rencana yang diusulkan tersebut;
8)
Laksanakanlah pengecekan tentang
kemajuan rencana yang diusulkan.
Berdasarkan
beberapa pemaparan di atas perencanaan dalam suatu kegiatan manajemen apapun
sangat diperlukan.Dalam kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda
Malang, perencanaan merupakan suatu dasar atau acuan dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut. Misalnya menentukan lokasi kegiatan, program dan waktu yang akan
dilaksanakan, dan panitia pelaksana atau job
description terhadap pihak yang bersangkutan dalam kegiatan tersebut.
Perencanaan MOS tersebut apabila dillaksanakan secara maksimal akan menemukan
suatu rencana-rencana alternatif dari kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang,
pengecekan dari kemajuan rencana MOS di SMP Negeri 4 Malang, dan menentukan
keputusan dari rencana-rencana kegiatan yang akan diusulkan. Dapat disimpulkan
bahwa perencanaan MOS di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul
Huda Malang dilaksanakan sebelum kegiatan berlangsung.
Kegiatan
Pengorganisasian MOS
Pengorganisasian adalah proses
megidentifikasi dan mengkelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan, menentukan
dan mendelegasikan tanggung jawab, wewenang, serta mempunyai hubungan satu
dengan yang lainnya dengan tujuan memungkinkan orang bekerjasama secara
efektif dalam mencapai tujuan. Proses
yang dimaksudkan di sini adalah menyangkut pelaksanaan langkah-langkah yang
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan
serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan. Oleh karena itu, struktur organisasi
perlu disusun sedemikian rupa agar setiap kegiatan ada penanggung
jawabnya.Kegiatan pengorganisasian MOS di kedua sekolah ini, yaitu (1)
Pembentukan panitia dari guru dan siswa sebagai pelaksana kegiatan.Tugas dari
panitia guru yaitu sebagai instruktur/pembina dan panitia siswa sebagai
pelaksana lapangan; (2) membuat susunan kepanitiaan MOS dengan menetapkan
program kegiatan MOS, menetapkan jadwal kegiatan, serta menentukan
penanggungjawab masing-masing kegiatan; dan (3) pembagian tugas berdasarkan
bidang dan kemampuan masing-masing personal.Hal ini sesuai dengan pendapat Brantas (2009:75) yang menyatakan bahwa
pembagian kerja dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Pembagian
kerja secara vertikal didasarkan atas penetapan garis-garis kekuasaan dan
menentukan tingkat-tingkat yang membentuk bangunan organisasi itu secara tegak.
b. Pembagian
kerja secara horizontal didasarkan atas
spesialisasi kerja.
Menurut
Ticoalu (2003:11), langkah-langkah pengorganisasian antara lain sebagai
berikut:
1) Tetapkan
dengan teliti dan tentukan pekerjaan yang akan dilaksanakan;
2) Bagi-bagi
pekerjaan menjadi tugas-tugas setiap orang;
3) Tugas-tugas
kelompok menjadi posisi-posisi;
4) Tentukan
prasyarat-prasyarat setiap posisi;
5) Kelompok-kelompok
posisi menjadi satuan-satuan yang dapat dipimpin dan saling berhubungan dengan
baik;
6) Bagi-bagikan
pekerjaan, pertanggungjawaban dan luas kekuasaan yang akan dilaksanakan;
7) Ubah dan
sesuaikan organisasi sehubungan dengan hasil-hasil pengawasan dan kondisi-kondisi
yang berubah-ubah;
8) Berhubungan
selalu selama proses pengorganisasian.
Dapat
disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan dari adanya kegiatan MOS harus ada
usaha bersama dan tata kerja yang baik. Oleh karena itu, sebuah
organisasi dalam hal ini kepanitian MOS harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai
berikut: (1) kegiatan tersebut harus memiliki tujuan yang jelas, mudah
dipahami, dan diterima oleh seluruh anggota, sehingga dalam organisasi tersebut
hanya terdapat satu kesatuan arah; dan (2) harus memiliki struktur organisasi
untuk menggambarkan adanya satu perintah, adanya keseimbangan tugas, wewenang
dan tanggungjawab, serta mempermudah alur kegiatan.
Kegiatan Pelaksanaan MOS
Pelaksanaan merupakan tindakan
menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh
kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara
efektif.Kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda dilaksanakan
sesuai jadwal yang sudah dibuat.Kegiatan tersebut mencakup mulai dari praMOS,
MOS, dan pascaMOS.Pemateri MOS diambilkan dari bapak dan ibu guru yang ada di
masing-masing sekolah tersebut. Yang membedakan dari kedua sekolah tersebut terletak pada pasca
MOS, karena di MTs. Nurul Huda Malang selama ini masih belum ada pascaMOS. Pelaksanaan
MOS meliputi waktu, tempat, dan suasana.Hal terpenting yang harus diberikan
kepada siswa baru adalah pengenalan budaya sekolah atau school culture
yang merupakan pencitraan dari sekolah dan telah menjadi karakter sekolah itu.MOS bertujuan agar siswa baru
mengenal kehidupan sekolah dan menyatu dengan warga sekolah dalam rangka
mempersiapkan diri mengikuti kegiatan belajar-mengajar, memberikan kesan
positif dan menyenangkan terhadap lingkungan pendidikan barunya. Oleh karena
itu, kegiatan MOS dilakukan berdasarkan rambu-rambu yang diberikan oleh Diknas
dan Depag, yaitu diisi dengan kegiatan yang bersifat edukatif dan tidak mengarah pada tindakan destruktif
dan atau berbagai kegiatan lain yang merugikan siswa baru baik secara fisik
maupun secara psikologis. Kedua sekolah ini sama-sama mempunyai kegiatan ketika
pelaksanaan MOS. SMP Negeri 4 Malang siswa kelas VIII dan kelas IX di isi
dengan kegiatan PBB dan kedisiplinan di bawah naungan Lemjiantek Kodiklat TNI
AD.Hal ini bertujuan agar semua peserta di SMP Negeri 4 sama-sama mempunyai
kegiatan.Sedangkan di MTs. Nurul Huda siswa kelas VIII dan IX diisi dengan
kegiatan tadarus/mengaji.
Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan oleh
SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang sama dengan fungsi penggerakkan
yang diungkapkan oleh Brantas. Menurut Brantas (2009:95), “penggerakkan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin untuk membimbing, mengarahkan, mengatur
segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan
usaha”. Dengan demikian
pelaksanaan kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang
diserahkan kepada panitia siswa sebagai pelaksana kegiatan yang sebelumnya
panitia tersebut diberi arahan atau bimbingan dari bapak dan ibu guru untuk
mengarahkan, mengatur, membimbing dan mendampingi adik-adiknya. Akan
tetapi panitia tidak dilepas secara utuh dalam menjalankan kegiatan MOS. Jadi
tetap ada pemantauan dari bapak dan ibu guru agar kegiatan MOS berjalan dengan
lancar.
Kegiatan Penilaian MOS
Penilaian/evaluasi merupakan tahap
terakhir dari proses manajemen yang biasanya dilaksanakan di akhir kegiatan.
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kesuksesan
atau keberhasilan dari kegiatan yang sudah dilakukan.Dalam hal ini, setiap
kegiatan MOS di evaluasi agar tidak terjadi penyimpangan serta dapat digunakan
sebagai langkah perbaikan untuk kedepannya.Jadi bentuk evaluasi yang digunakan
untuk kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang dengan MTs. Nurul Huda Malang yaitu
sama-sama dilakukan pada setiap kegiatan mapun akhir kegiatan. Evaluasi
dilakukan dengan cara yaitu (1) memantau atau mengawasi selama kegiatan MOS
berlangsung; (2) pembina atau pendamping MOS wajib melaporkan situasi dan
kondisi kegiatan MOS; dan (3) rapat evaluasi. Letak perbedaan antara kedua sekolah
ini terletak pada laporan pertanggungjawaban hasil kegiatan dan evaluasi
peserta. SMP Negeri 4 Malang membuat LPJ kegiatan MOS sedangkan MTs. Nurul Huda
Malang masih belum membuat LPJ kegiatan MOS. Akan tetapi di MTs. Nurul Huda
Malang melakukan evaluasi untuk peserta MOS. Evaluasi dilakukan dengan cara
test tulis yang dilaksanakan sebelum penutupan MOS. Evaluasi ini bertujuan
untuk mengetahui masing-masing karakter dan sifat siswa.
Penilaian/evaluasi yang dilakukan oleh
kedua sekolah tersebut sejalan dengan pendapat Ticoalu (2003:12), proses
pengawasan dapat dilakukan secara bertahap melalui langkah-langkah berikut:
1) Tetapkan
ukuran-ukuran;
2) Monitor
hasil-hasil dan bandingkan dengan ukuran-ukuran;
3) Perbaiki
penyimpangan-penyimpangan;
4) Ubah dan
sesuaikan cara-cara pengawasan sehubungan dengan hasil-hasil pengawasan dan
perubahan kondisi-kondisi;
5) Berhubungan
selalu selama proses pengawasan.
Dapat disimpulkan bahwa di SMPN 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang
selalu mengadakan penilaian atau evaluasi untuk kegiatan MOS. Kegiatan evaluasi
dimaksudkan untuk mengetahui apakah strategi, metode dan teknik yang telah
ditetapkan dalam perencanaan sudah cocok dan terlaksana dengan baik atau belum.
Evaluasi yang dilakukan oleh kedua sekolah tersebut sangat baik yaitu dilakukan
pada akhir setiap kegiatan serta pada waktu pelaksanaan kegiatan juga dilakukan
pemantauan atau pengawasan untuk mengontrol kegiatan dalam rangka menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi apabila ditemukan adanya kegiatan yang
menyimpang, maka akan segera teratasi.
Kekuatan dari
Penyelenggaraan MOS
Kekuatan dari adanya penyelenggaraan MOS
di SMP Negeri 4 Malang adalah (1) Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur tentang pedoman pelaksanaan penerimaan peserta didik baru
pada taman kanak-kanak dan sekolah/madrasah di provinsi jawa timur tahun
pelajaran 2011/2012; (2) SK Kepala Sekolah tentang Pembentukan Panitia PPDB dan
MOS Tahun Ajaran 2011/2012; (3) Pelaksanaan MOS di SMP Negeri 4 Malang
berdasarkan rambu-rambu dari Diknas; (4) MOS untuk pendewasaan pola pikir anak
dari SD ke SMP; dan (5) siswa lebih cepat mengenal lingkungan sekolah baik
fisik, sosial, tata cara belajar, serta adat istiadat yang ada di SMP Negeri 4
Malang. Sedangkan di MTs. Nurul Huda
Malang yaitu (1) Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Pembentukan
Panitia Masa Orientasi Siswa Baru MTs. Nurul Huda Tahun Ajaran 2011/2012; (2)
kekompakkan dan kerjasama panitia; (3) keiklasan; (4) homogenitas peserta MOS;
dan (5) siswa mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah baik fisik, sosial,
dan tata cara belajar yang ada di MTs. Nurul Huda Malang.
Menurut Soedibjo (2008:1) “kekuatan
adalah faktor internal yang mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Faktor pendukung dapat berupa sumber daya, keahlian, atau kelebihan lain yang
mungkin diperoleh berkat sumber keuangan, citra, keunggulan di pasar, serta
hubungan baik antara buyerdengan supplier”. Sedangkan dalam bidang
pendidikan “kekuatan dapat diartikan kondisi di mana lembaga pendidikan mampu
melakukan semua tugasnya secara sangat baik” (RA Babul Ulum Nyalaran, 2012).
Dengan demikian, kekuatan dari kedua
sekolah tersebut yaitu sama-sama mempunyai SK Kepala sekolah untuk melaksanakan
kegiatan MOS, serta peserta didik mempunyai kesiapan dalam mengikuti pembelajaran
dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah baik fisik maupun sosial.
Kekuatan lainnya berupa faktor yang mendukung baik dari faktor internal dan
eksternal, sehingga keduanya bisa menjalankan MOS dengan baik.Kekuatan
masing-masing sekolah berbeda, karena tergantung kegiatan masing-masing yang
dilakukan oleh sekolah.Begitu pula dengan anggapan guru yang masing-masing
berbeda. Karena kegiatan yang mereka lakukan juga berbeda satu dengan yang
lainnya meski dalam ruang lingkup yang sama.
Kelemahan dari
Penyelenggaraan MOS
Kelemahan dari kegiatan MOS di SMP
Negeri 4 Malang yaitu pertama, waktu pelaksanaan MOS. Kegiatan MOS dilaksanakan
selama 3 hari jadi banyak materi yang belum disampaikan kepada peserta didik
baru. Apabila waktu yang diberikan lebih dari tiga hari, peserta didik baru
akan lebih siap untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kedua, menyita waktu
guru karena kesulitan melatih panitia dari siswa sebagai pendamping
adik-adiknya. Sedangkan kelemahan kegiatan MOS di MTs. Nurul Huda Malang yang
ditemui peneliti antara lain: (1) pusat kegiatan MOS terfokus pada seseorang,
karena pembagian tugas yang kurang jelas; (2) kegiatan MOS menyesuaikan kondisi
dan situasi, sehingga tidak menutup kemungkinan apabila terjadi perubahan
jadwal kegiatan MOS; dan (3) kegiatan MOS bersifat monoton dari tahun ke tahun.
Menurut Soedibjo (2008:8) “kelemahan
merupakan faktor internal yang
menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor penghambat dapat berupa
fasilitas yang tidak lengkap, kurangnya sumber keuangan, kemampuan mengelola,
keahlian pemasaran dan citra perusahaan”.Sedangkan dalam bidang pendidikan
“kelemahan dapat diartikan sebagai kondisi di mana lembaga pendidikan kurang
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan sarana dan prasarananya
kurang mencukupi” (RA Babul Ulum Nyalaran, 2012). Jadi dapat disimpulkan bahwa
kelemahan yang dimiliki dari kedua sekolah ini sebagian besar dikarenakan
faktor internal seperti kurangnya koordinasi dan waktu yang tersedia sangat singkat sehingga
menimbulkan pelaksanaan MOS kurang berjalan maksimal. Kelemahan tersebut bukan
menjadi hambatan dari kedua sekolah ini dalam melaksanakan MOS tetapi dijadikan
sebagai acuan agar lebih baik lagi untuk ke tahun berikutnya.Kelemahan
masing-masing sekolah berbeda, karena tergantung kegiatan masing-masing yang
dilakukan oleh sekolah.Begitu pula dengan anggapan guru yang masing-masing
berbeda. Karena kegiatan yang mereka lakukan juga berbeda satu dengan yang
lainnya meski dalam ruang lingkup yang sama.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil
penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.Pertama, kegiatan perencanaan
MOS di kedua sekolah tersebut pada dasarnya sama dengan perencanaan pada
tahun-tahun sebelumnya. Perencanaan MOS dilakukan secara musyawarah dalam forum
rapat. Rapat perencanaan MOS digabung dengan rapat penerimaan peserta didik
baru yang dipimpin oleh kepala sekolah beserta dewan guru dan karyawan lainnya.
Dalam rapat tersebut membahas mengenai waktu dan tempat kegiatan, anggaran
dana, program atau isi kegiatan MOS yang disusun berdasarkan visi misi sekolah,
perencanaan untuk menjadi pembina peserta MOS, dan perencanaan kegiatan bagi
peserta didik kelas VIII dan kelas IX selama kegiatan MOS berlangsung. Setelah rapat barulah disusun jadwal kegiatan
MOS. Rapat dilaksanakan 2 minggu sebelum penerimaan peserta didik baru.Kedua, kegiatan pengorganisasian
MOS dilakukan dengan membagi tugas panitia MOS yang disesuaikan berdasarkan
spesifikasi kerja dan kemampuan dari panitia. Setelah itu dibentuk susunan
panitia MOS agar panitia yang terlibat mengerti akan tanggung jawab tugas dan
wewenang yang diberikan. Adapun susunan kepanitiaan MOS yang terdiri dari
penanggung jawab, ketua pelaksana, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi atau
anggota lainnya termasuk pengurus OSIS.Panitia MOS terdiri dari panitia dari
guru dan siswa sebagai pelaksana kegiatan.Tugas dari panitia guru yaitu sebagai
instruktur/pembina MOS. Sedangkan panitia siswa bertugas sebagai pelaksana
lapangan.Ketiga, kegiatan pelaksanaan
MOS di kedua sekolah ini sama-sama dilaksanakan
setelah penerimaan peserta didik baru.Kegiatan MOS berlangsung selama 3 hari
dan dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah dibuat.Ada 3 tahap kegiatan MOS
meliputi praMOS, MOS, dan pascaMOS. Bentuk kegiatan MOS terdiri dari pengenalan
lingkungan baik secara fisik maupun
sosial, materi, permainan, dan ibadah. Metode yang digunakan bersifat
menyenangkan dan tidak memberatkan peserta didik baru.Untuk mengisi kegiatan
bagi peserta didik kelas XIII dan IX ketika pelaksanaan MOS, masing-masing
sekolah mempunyai kegiatan. Kegiatan tersebut
berupa Pelatihan Baris Berbaris (PBB) dan kedisiplinan, serta tadarus
(mengaji). Keempat, kegiatan
penilaian/evaluasi MOS yang
dilakukan oleh kedua sekolah tersebut yaitu pemantauan dan laporan kegiatan MOS.
Pemantauan dilakukan untuk mengontrol kegiatan MOS dalam rangka menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan.Sedangkan untuk laporan kegiatan MOS, pembina
atau pendamping MOS wajib melaporkan situasi dan kondisi kegiatan MOS kepada
waka kesiswaan.Pada akhir kegiatan yaitu setelah semua kegiatan berakhir
dilakukan rapat evaluasi. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan kegiatan MOS. Hasil evaluasi ini dapat digunakan sebagai rujukan
atau referensi untuk melakukan perbaikan, sehingga tidak mengulang kesalahan
yang sama. Hasil kegiatan MOS di tulis dalam laporan pertanggungjawaban, serta
pengarsipan dokumen-dokumen yang terkait dalam kegiatan MOS. Laporan
pertanggungjawaban dibuat oleh semua pengurus OSIS dan pembina OSIS.Kelima, kekuatan
dari penyelenggaraan MOS,yaitu (a)
Surat Keputusan SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tentang pedoman
pelaksanaan penerimaan peserta didik baru pada taman kanak-kanak dan
sekolah/madrasah di provinsi jawa timur tahun pelajaran 2011/2012. Selain itu,
kedua sekolah tersebut sama-sama mempunyai SK kepala sekolah tentang
pembentukan panitia masa orientasi siswa baru. (b) peserta didik baru memiliki
kesiapan dalam menerima pembelajaran yang ada di sekolah; (c) MOS juga
bertujuan untuk pendewasaan pola pikir anak dari SD ke SMP; (d)pelaksanaan MOS
berdasarkan rambu-rambu Diknas maupun Depag;dan (e) kerjasama panitia untuk
saling membantu satu sama lain agar kegiatan MOS dapat berjalan dengan efektif
dan efisien.Keenam,kelemahan
dari penyelenggaraan MOSadalah (a) waktu
yang diberikan dari pusat sangat terbatas yaitu 3 hari; (b)menyita waktu guru
karena kesulitan melatih panitia dari siswa sebagai pendamping adik-adiknya
dalam kegiatan MOS; (c) pusat kegiatan MOS terfokus pada seseorang yang
dikarenakan pembagian tugas yang kurang jelas; (d) kegiatan MOS menyesuaikan
kondisi dan situasi, sehingga tidak menutup kemungkinan apabila terjadi
perubahan jadwal kegiatan MOS; dan (e) kegiatan pelaksanaan MOS bersifat
monoton dari tahun ke tahun.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka
saran.rekomendasi yang diajukan sebagai berikut.Waka Kesiswaan, hendaknya lebih
mengkoordinasi tim agar mengerti job
describtion masing-masing agar tercapai tujuan MOS dengan baik. selain itu
hendaknya ditingkatkan pelatihan terhadap OSIS sebelum kegiatan MOS agar sesuai
dengan rencana-rencana yang telah ditetapkan.
Guru dan Karyawan, hendaknya mematuhi dan menjalankan
tanggungjawab masing-masing sesuai job
describtion. Disarankan apabila kegiatan MOS bersifat monoton, maka
sebaiknya kegiatan MOS harus dikemas
secara inovatif agar panitia dari guru mengalami pembaruan dan bisa
meningkatkan kualitas pelaksanaan MOS. Peneliti lain, hendaknya
para peneliti lain terinspirasi terhadap skripsi yang berhubungan dengan masa
orientasi siswa ini, agar dapat melanjutkan penelitian yang sejenis pada aspek
lain dengan latar yang berbeda yang nantinya dapat bermanfaat untuk diteliti.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Brantas. 2009. Dasar-Dasar
Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Imron, A. 2011.Manajemen
Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Khoirotun.
2011. Fungsi-fungsi Administrasi,
(Online). (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2178743-fungsi-fungsi-administrasi/), diakses 26
Desember 2011.
Laporan
Pertanggungjawaban Kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) SMP Negeri 4 Malang
Tahun Ajaran 2011/2012.2011. Pemerintah Kota Malang
Dinas Pendidikan SMP Negeri 4 Malang.
Moleong, L. J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi
Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasihin, S. & Sururi. 2009. Manajemen Peserta Didik. Dalam Riduwan (Ed.). Bandung: Alfabeta.
Pidarta, M. 2004. Manajemen pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
RA Babul Ulum Nyalaran.2012. Analisis SWOT Lembaga Pendidikan.(Online).(http://rababululum.blogspot.com/2012/03/analisis-swot-lembaga-pendidikan-sebuah.html), diakses 15 Juli 2012.
Soedibjo. 2012. Analisis
SWOT. (Online).(http://soedibjo.blogspot.com/2012/03/analisis-swot.html), diakses 15
Juli 2012.
Soepardi,
I. 1998. Dasar-Dasar Administrasi
Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK.
Surat Edaran No. 220/C/MN/2008 Perihal Kegiatan Masa Orientasi Siswa. 2008. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ticoalu. 2003. Dasar-Dasar
Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim
Pakar Manajemen Pendidikan. 2002. Manajemen
Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Ulfatin, N. 2004.Penelitian
Kualitatif. Malang: Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang Jurusan Administrasi Pendidikan.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2006. Bandung: Citra Umbara.
Wikipedia.2011. Masa
Orientasi Siswa, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/masa-orientasi-siswa), diakses 27 Desember 2011.
Wiyono, B. B. 2007. Metodologi Penelitian (Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Action
Research). Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.