15-12-2011

aktivitas perkuliahan MMT

ITA YULIA RAHMAWATI

108131409993/Off A

LAPORAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN MAHASISWA

MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU TERPADU

No

Tanggal

Kegiatan

1

08 - 09 - 2011

Ü Memperhatikan penjelasan dosen

Ü Mencatat penjelasan yang dianggap penting

2

15 - 09 - 2011

Ü Memperhatikan penjelasan dosen

Ü Mencatat penjelasan yang dianggap penting

3

22 - 09 - 2011

Ü Memperhatikan presentasi kelompok I

Ü Berdiskusi dengan teman mengenai makalah kelompok I yaitu konsep MMT

Ü Memperhatikan penjelasan dosen

4

29 - 09 - 2011

Ü Memperhatikan presentasi kelompok II

Ü Berdiskusi dengan teman mengenai makalah kelompok II yaitu pendekatan system MMT (konsep, manajemen kualitas strategis, perencanaan dan pengontrolan kualitas, peningkatan kualitas)

Ü Ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompok

Ü Memperhatikan penjelasan dosen

5

06 - 10 - 2011

Ü Memperhatikan presentasi kelompok III

Ü Berdiskusi dengan teman mengenai makalah kelompok II yaitu standart kualitas (ISO, SNI, Persyaratan standart kualitas)

Ü Ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompok

Ü Memperhatikan penjelasan dosen

Ü Membalas SMS

6

13 - 10 - 2011

Ü Menyajikan makalah kedalam bentuk power point (presentasi) mengenai pengendalian dan jaminan kualitas.

Ü Mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan oleh saudara agung dan barnabas.

Ü Ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompok

Ü Memperhatikan penjelasan dosen

Ü Mencatat apa yang disarankan oleh dosen mengenai isi makalah.

7

20 - 10 - 2011

Ü Memperhatikan presentasi kelompok IV mengenai pengendalian kualitas (data numeric dan verbal), benchmarking.

Ü Berdiskusi dengan teman mengenai makalah kelompok II yaitu

Ü Ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompok

Ü Memperhatikan penjelasan dosen

8

27 - 10 - 2011

Ujian tengah semester

9

03 - 11 - 2011

10

10 - 11 - 2011

Resume Manajemen Mutu Terpadu

A. KUALITAS

Pada dasarnya kualitas selalu berubah dan memiliki kriteria yang selalu berkembang. Kaulitas bersifat dinamis yang selalu diidentikan dengan adanya produk, layanan, dan prosesnya mencakup kondisi internal dan eksternal. konsep dasar kualitas bersifat relatif dan situasional. Kualitas dipandang sebagai suatu yang memiliki arti lebih yang menghasilkan suatu produk yang memiliki arti.

Menurut Wikipedia (2009), mutu/kualitas adalah tingkat baik buruknya atau taraf derajat sesuatu. Sementara menurut Sallis (2008:56) kualitas dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Kemutlakan bagi kualitas adalah: a) kualitas harus disesuaikan sebagai kesesuaian terhadap kebutuhan-kebutuhan, b) sistem untuk menghasilkan kualitas adalah pencegahan bukan penilaian, c) standar kerja harus tanpa cacat, d) pengukuran kualitas merupakan harga ketidaksesuaian, bukan pedoman. Karena itu, jalan memperbaikinya adalah melalui kepemimpinan manajemen. Crosby memberikan “vaksin kualitas” (quality vaccine), yaitu: 1) Tujuan: manajemen merupakan satu-satunya alat yang akan mengubah citra organisasi, 2) pendidikan: membantu semua komponen organisasi mengembangkan satu pengertian umum tentang kualitas dan memahami peran mereka masing-masing di dalam proses perbaikan kualitas, 3) penerapan: membimbing dan mengarahkan program perbaikan.

Kualitas adalah tingkat kepuasan pemakai jasa atau produk tersebut, kepuasan satu orang tentunya berbeda dengan orang lain dan karena hal tersebut maka suatu produk jasa dianggap berkualitas apabila ada kepuasan yang diarasakan oleh pelanggan (konsumen dari kualitas tersebut). Suatu hal dikatakan berkualitas tentunya memiliki tingkatan derajat kepuasan bagi penggunanya. Tingkatan kualitas bersifat terus menerus dan berkesinambungan, tidak bersifat konstan.

Ada tiga jenjang dalam layanan kualitas (service quality), berurutan dari yang paling rendah ke paling tinggi, seperti gambar berikut:

Gambar 1. Piramida Kualitas

B. TQM

Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau TQM adalah suatu pola manajemen yang berisi prosedur- prosedur kerja agar dalam organisasi setiap orang mau berusaha bekerja keras secara terus menerus memperbaiki jalan menuju sukses. ‘Total’ disini mencakup semua hal/aspek, dan oleh semua orang dalam organisasi. Dengan TQM yang dimanajemen adalah quality atau mutu dari barang dan/atau jasa yang dihasilkan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan efisiensi.

Kualitas terpadu itu mencakup aktivitas perbaikan secara terus menerus yang melibatkan semua orang di dalam organisasi, baik manajer maupun semua staf-stafnya dalam berusaha secara terintegrasi mencapai kinerja yang terus meningkat pada setiap tingkatan.

TQM dalam konteks pendidikan menurut Sallis (2008:73), adalah “sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggannya, saat ini dan masa yang akan datang”.

Empat Langkah TQM, sbb:

a. Kaizen, difokuskan pada improvisasi proses berkelanjutan (continuous Improvement) sehingga proses yang terjadi pada organisasi menjadi visible (dapat dilihat), repeatable (dapat dilakukan secara berulang-ulang), dan measurable (dapat diukur);

b. Atarimae Hinshitsu, berfokus pada efek intangible pada proses dan optimisasi dari efek tersebut;

c. Kansei, meneliti cara penggunaan produk oleh konsumen untuk peningkatan kualitas produk itu sendiri; dan

d. Miryokuteki Hinshitsu, manajemen taktis yang digunakan dalam produk yang siap untuk diperdagangkan

Akar TQM menurut Deming dan Juran dalam Gunawan (2009:1) antara lain sebagai berikut:

a. Scientific Management (Manajemen Ilmiah), digunakan untuk mencari cara terbaik untuk melakukan pekerjaan melalui time and motion study dan proses produksi secara langsung berjalan;

b. Group Dynamics, kelompok-kelompok kerja dimaksudkan untuk mengembangkan teknik pemecahan persoalan;

c. Pelatihan, TQM menempatkan program pelatihan pada prioritas utama di tiap tingkat organisasi;

d. Achievement Motivation (Motivasi Berprestasi), karakteristik manusia adalah selalu mempunyai motivasi, potensi, dan ka-pasitas untuk bertanggung jawab terhadap organisasi.

e. Pelibatan karyawan, TQM memberi peluang kepada para karyawan untuk ikut terlibat dalam proses pemecahan masalah;

f. Sociotechnical Systems (Sistem Sosioteknikal), organisasi di-pandang sebagai sistem yang terbuka, TQM memusatkan perhatian pada interface antara unsur-unsur yang saling mempengaruhi;

g. Pengembangan Organisasi (Organization Development), bertujuan melatih seluruh organisasi (tidak hanya satu kelompok) agar lebih produktif;

h. Budaya Perusahaan, adalah dengan mengembangkan konsep keyakinan dan nilai-nilai (values);

i. Teori Kepemimpinan Baru, pemimpin dituntut untuk memetakan pandangannya ke depan (vision), manajer dituntut untuk merealisasikan visi tersebut; dan

j. Perencanaan Strategis, data yang penting harus berasal dari yang dekat dengan konsumen dan data ini sebagai pertimbangan perencanaan yang berorientasi pada pelanggan.

Menurut Goetsch dan Davis (2000:47) memberikan beberapa karakteristik manajemen kualitas, meliputi:

a. komitmen total pada peningkatan nilai secara kontinyu terhadap customer, investor dan tenaga (staf);

b. lembaga memahami dorongan pasar yang mengartikan kualitas bukan atas dasar kepentingan organisasi tetapi kepentingan customer; dan

c. komitmen untuk memimpin orang dengan perbaikan dan komunikasi terus-menerus.

Menurut Fandi dan Diana (2003:4) TQM memiliki beberapa karakteristik meliputi:

a. fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal;

b. memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas;

c. mengggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan;

d. memiliki komitmen jangka panjang;

e. membutuhkan kerja sama tim (teamwork);

f. memperbaiki proses secara berkesinambungan;

g. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan;

h. memberikan kebebasan yang terkendali;

i. memiliki kesatuan tujuan; dan

j. adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Menurut Padhi (2010:1), untuk kesuksesan implementasi TQM, sebuah organisasi harus berpijak pada delapan elemen kunci TQM, yaitu:

a. Etika (ethics)

b. Kejujuran (integrity)

c. Kepercayaan (trust)

d. Pelatihan (training)

e. Kerja Tim (teamwork)

f. Kepemimpinan (leadership)

g. Pengakuan (recognation)

h. Komunikasi (communication)

Lebih lanjut Padhi (2010:1) juga menyatakan elemen-elemen tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, kelompok tersebut antara lain:

a. Dasar (foundation), terdiri dari: etika(ethics), kejujuran(integrity), kepercayaan (trust);

b. Isi (building brick), terdiri dari: pelatihan (training), kerjasama (teamwork), dan kepemimpinan (leadership);

c. Bingkai (building mortal), terdiri dari: komunikasi (communication)

d. Atap (roof), terdiri dari: penghargaan (recognation).

Gambar 2. The Eight Elements of TQM (Sumber Padhi (2010:1)

Menurut Hensler dan Brunell, dalam Fandi dan Diana (2003:195), ada empat prinsip utama dalam TQM, sbb:

(a) Kepuasan pelanggan, kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas itu ditentukan oleh pelanggan (internal maupun eksternal). Kepuasan pelanggan harus dipenuhi dalam segala aspek, termasuk harga, keamanan, dan ketepatan waktu;

(b) Respek terhadap setiap orang. Setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreatifitas tersendiri yang unik. Dengan begitu, setiap karyawan dipandang sebagai sumber daya organisasi yang paling bernilai. Karena itu, setiap karyawan dalam organisasi diperlakukan secara baik dan diberi kesempatan untuk mengembangkan diri, berbartisipasi dalam tim pengambilan keputusan;

(c) Manajemen berdasarkan fakta. Organisasi berorientasi pada fakta. Dua konsep pokok berkait dengan fakta; 1) prioritisasi (prioritization), yaitu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. 2) variasi (variation), atau variabilitas kinerja manusia. Data dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.

(d) Perbaikan berkesinambungan. Perbaikan berkesinambungan merupakan hal yang penting bagi setiap lembaga. Konsep yang berlaku di sini adalah siklus PDCA (plan, do, check, act).

Ozeki dan Asaka dalam Al-saket (2003:25) mengemukakan bahwa ada sebuah siklus kontrol yang diberi nama PDCA control cycle dalam implementasi TQM. PDCA control cycle dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. PDCA Control Cycle

Secara rinci silkus PDCA dijelaskan sebagai berikut: (a) perencanaan (Plan), yaitu menentukan tujuan dan mengembangkan untuk mencapai suatu tujuan; (b) melakukan (Do), implementasi dari perencanaan; (c) pemeriksaan (Check), berupa evaluasi semua hasil perencanaan dan implementasi; dan (d) tindakan (Act), pengambilan keputusan untuk pengawasan mutu.

C. Tools of Total Quality Management (TQM)

Macam Jenis Tools of TQM

a. Brainstorming, adalah sebuah alat ideal dalam Total Quality Management (TQM), menyenangkan dan produktif digunakan. Selain meningkatkan kreatifitas dan pengembangan ide-ide atau isu-isu secara cepat Brainstorming yang berhasil juga mampu membuat para staf berdaya cipta dan terbebas dari tekanan.

b. Afinitas jalinan kerja adalah sebuah proses tim yang sederhana dan kuat, yang diawali dengan brainstorming.

c. Diagram Ishikawa adalah sebuah daftar visual yang disusun secara terstruktur yang mengilustrasikan berbagai sebab yang mempengaruhi proses dengan cara memisahkan dan menghubungkan satu sebab dengan sebab lainnya. Setiap pengaruh akan diurut sesuai dengan penyebabnya, dan bertujuan untuk mengelompokkan beberapa sebab berdasarkan kategori besar.

d. Analis kekuatan lapangan merupakan alat yang berguna untuk mempelajari situasi yang memerlukan perubahan atau (personalize) sebagai alat bantu internal organisasi dan ekternalnya. Hal tersebut didasarkan pada ide bahwa ada dua kekuatan yang saling berhadapan dalam sebuah usaha perubahan. Kekuatan-kekuatan tersebut berkolaborasi dalam usaha perubahan yang lebih baik. Kekuatan yang pertama adalah kekuatan yang mendukung perubahan dan kekuatan yang kedua yang menolak perubahan (resistance). Analisa tersebut memberikan gambaran bahwa menguatkan kekuatan yang mendukung dan menetralkan kekuatan yang menolak. Alat ini sangat membantu karena sebagai salah satu bentuk identifikasi terhadap semua kekuatan yang terlibat. Hal tersebut berguna untuk mengingat bahwa sebuah kekuatan resistensi bisa menjadi pengontrol dan alat untuk memanfaatkan waktu dengan baik. Dari situ mana dapat dilihat dan dikaji faktor yang mempengaruhinya, yaitu: (a) apa yang ada didalam organisasi (internal), (b) komponennya, (c) tantangan harus dari ekternal, (d) analisis competitor, dan (e) analisis peningkatan mutu organisasi.

e. Pemetaan Proses, Instrumen ini digunakan untuk meyakinkan bahwa sebuah institusi mengetahui siapa pelanggannya dan bisa mengidentifikasi sumberdaya yang diperlukan untuk melayani mereka. Diagram proses memberikan data tentang lingkungan dimana proses tersebut berlangsung dan kontrol dilakukan terhadap lingkungan tersebut.

f. Grafik Pareto, fungsi dari Diagram Pareto adalah untuk dipergunakan mengidentifikasi dan mengevaluasi tipe-tipe/jenis-jenis Non Conformance. Pareto Diagram digunakan untuk memperbandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar disebelah kiri ke yang paling kecil disebelah kanan. Susunan tersebut akan membantu kita untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji.

g. Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya.

h. Standarisasi adalah usaha menetapkan standar yang digunakan untuk mengukur prestasi.

i. Pemetaan Jalur Karir, Memetakan karir adalah cara termudah untuk mengidentifikasi peristiwa penting atau kendala potensial suatu sekolah.

D. ISO (International Organization for Standardization)

ISO adalah sebuah badan pembuat standar internasional yang terdiri dari berbagai organisasi standarisasi nasional seluruh dunia dengan deskripsi tugas mempersiapkan standar internasional. Sistem akreditasi dan sertifikasi ISO 9001 merupakan pengakuan atas konsistensi standar Sistem Manajemen Mutu(SMM) ISO 9001:2000. Tanggung jawab dan wewenang pemberian akreditasi dan sertifikasi secara internasional dilakukan oleh suatu badan dunia, yaitu International Accreditation Forrum (IAF). IAF merupakan badan dunia federasi badan akreditasi nasional lebih dari 30 negara di dunia.

ISO 9001 merupakan standar internasional di bidang sistem manajemen mutu. Suatu lembaga/organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu produk/jasa yang dihasilkannya.

ISO memiliki versi yang bermacam-macam, baik didasarkan pada bidang maupun tahun, menurut Maskal (2008:1), mengemukakan bemacam-macam versi ISO sebagai berikut:

a. Versi 1987, ISO 9000:1987 memiliki struktur yang sama dengan BS 5750, dengan tiga model SMM, meliputi: 1) ISO 9001:1987 Model, untuk penjaminan mutu (QA = quality assurance); 2) ISO 9002:1987 Model, untuk QA dalam produksi, instalasi; 3) ISO 9003:1987 Model, untuk QA dalam pengujian dan inspeksi akhir saja; 4) ISO 9003:1987 Model, untuk QA dalam pengujian dan inspeksi akhir saja; dan 5) ISO 9000:1987 dipengaruhi oleh standar militer.

b. Versi 1994, ISO 9000:1994 menekankan QA melalui tindakan preventif.

c. Versi 2000 (bidang not years), memadukan ketiga standar ISO 9001, 9002, and 9003 menjadi hanya satu standar yaitu 9001. Prosedur desain dan pengembangan disyaratkan hanya jika organisasi berkaitan secara langsung dengan aktivitas penciptaan produk baru. Tujuannya adalah meningkatkan efektivitas melalui pengukuran-pengukuran statistik untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan peningkatan berkesinambungan.

d. Versi 2008, ISO telah merelease edisi terbaru dari standar ISO 9001, yaitu ISO 9001:2008, Quality Management System-Requirements, pada tanggal 14 Nopember 2008. ISO 9001:2008 tidak ada persyaratan baru. Hal yang perlu diperhatikan dalam standar ISO 9001 versi terbaru ini, yaitu: 1) organisasi harus mampu menyediakan bukti objektif bahwa SMM telah diterapkan secara efektif; 2) Analisis dari proses sebaiknya merupakan sumber untuk menetapkan jumlah dokumen yang diperlukan bagi SMM;

3) ISO 9001:2008, memberikan fleksibilitas bagi organisasi untuk memilih pendokumentasian SMM; dan 4) Penekanan bahwa ISO 9001 mensyaratkan “Documented quality management system”, and not a “system of documents”. Masa transisi, dari ISO 9001:2000 ke ISO 9001:2008, ISO dengan IAF (International Accreditation Forum) menyetujui sebuah implementation plan diantaranya: (a) ISO-9001:2008 telah dipublikasikan pada 14 Nopember 2008; (b) Satu tahun setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikasi akreditasi yang diterbitkan (baru maupun resertifikasi) harus mengacu ke ISO 9001:2008; (c) 24 bulan setelah publikasi ISO 9001:2008, semua sertifikat yang diterbitkan sesuai ISO 9001:2000 tidak berlaku; dan (d) Organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000 sebaiknya menghubungi Lembaga Sertifikasi untuk menyetujui program untuk menganalisa klarifikasi ISO 9001:2008 dengan SMM yang diterapkannya. Organisasi yang telah memiliki sertifikat ISO 9001:2000, sebaiknya berpikiran bahwa sertifikat ISO 9001:2000 mempunyai status yang sama dengan sertifikat ISO 9001:2008 pada masa transisi. Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi harus menjamin bahwa auditornya mengetahui akan klarifikasi ISO 9001:2008, dan implikasinya, dalam melaksanakan audit sesuai ISO 9001:2008 tersebut.

Menurut Quality Care Management Consultan (2010 ) ISO 9001:2008 adalah sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup (Scope) SMM ISO 9001:2008, secara umum diperuntukkan bagi organisasi yang ingin menunjukkan kemampuannya untuk menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan perundang-undangan serta peraturan yang relevan secara konsisten.

2. Implementasi ISO 9001:2008 dalam suatu sekolah atau organisasi hendaknya melalui tahapan-tahapan tertentu yang meliputi:

a. hendaknya merupakan keputusan strategis organisasi;

b.dipengaruhi oleh tujuan dan strategi organisasi, produk, proses; dan 3) disarankan menggunakan metode pendekatan proses dalam mengembangkan, menerapkan dan meningkatkan efektifitas SMM untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara memenuhi persyaratan pelanggan.

3. Metode Implementasi ISO 9001:2008, dengan metode pendekatan proses yang dilakukan adanya ada interaksi antar bagian dan kuncinya adalah komunikasi yang efektif. Menekankan pentingnya: a) memahami dan memenuhi persyaratan, apa yang perlu dipenuhi dalam proses; b) setiap proses yang terjadi harus memberikan nilai tambah pada produk masing-masing proses; c) kinerja disetiap proses dan efektifitas proses dapat diketahui; dan d) dituntut ada monitoring dan pengukuran yang objektif dimasing-masing proses, dianalisa, dan ada tindaklanjut untuk melakukan perbaikan.

Menurut Quality Care Management Consultan (2010) metodologi PDCA dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1. Rencana, menetapkan target dan proses yang diperlukan untuk mengantar hasil yang sesuai dengan persyaratan konsumen dan kebijakan organisasi;

2. Tindakan, menerapkan proses;

3. Periksa, membantu mengukur proses dan produk dibandingakan dengan kebijakan, target, dan persyaratan produk dan mealporkan hasilnya; dan

4. mengambil tindakan perbaikan secara terus menerus.




Gambar 4. Konsep Deming


Dari gambar diatas model perbaikan PDCA dijelaskan melalui 4 langkah yang meliputi:

Plan (P), yang meliputi: (a) Penetapan tema, alasan penetapan tema berdasarkan analisa histori, dan penetapan sasaran tema; (b)Mencari faktor-faktor penyebab; (c) Penetapan urutan penyebab; dan (d) Perumusan rencana penanggulangan dan sasaran antara, Do (D), pelaksanaa n sesuai rencana penanggulangan, Check (C), evaluasi hasil pelaksanaan sasaran antara dan sasaran tema tercapai. Selain itu keberhasilan dan kegagalan, Action (A), meliputi: (a)Pembuatan usulan standar (standarisasi); dan (bPenetapan langkah berikutnya yang mencakup p ersoalan-persoalan yang belum terpecahkan dan tema berikutnya yang akan dibahas.)

E. Jaminan Mutu (Quality Assurance)

Jaminan mutu adalah suatu sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi/insitusi dalam penelitian ini sekolah dalam penetapan kebijakan, sasaran , rencana dan proses/prosedur mutu serta pencapaiannya secara berkelanjutan (continous improvement).

Berkaitan dengan penjaminan mutu, Stebbing dalam Wahyuni (2003) menguraikan mengenai kegiatan penjaminan kualitas sebagai berikut :

1. Penjaminan kualitas bukan pengendalian kualitas atau inspeksi. Meskipun program penjaminan kualitas (quality assurance) mencakup pengendalian kualitas dan inspeksi, namun kedua kegiatan tersebut hanya merupakan bagian dari komitmen terhadap mutu secara menyeluruh.

2. Penjaminan kualitas bukan kegiatan pengecekan yang luar biasa. Dengan kata lain, departemen pengendali kualitas tidak harus bertanggung jawab dalam pengecekan segala sesuatu yang dikerjakan oleh orang lain.

3. Penjaminan kualitas bukan menjadi tanggung jawab bagian perancangan. Dengan kata lain, departemen penjaminan kualitas bukan merupakan keputusan bidang perancangan atau teknik, tetapi membutuhkan orang yang dapat bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan dalam bidang-bidang yang dibutuhkan dalam perancangan.

4. Penjaminan kualitas bukan bidang yang membutuhkan biaya yang sangat besar. Pendokumentasian dan sertifikasi yang berkaitan dengan penjaminan kualitas bukan pemborosan.

5. Kegiatan penjaminan kualitas merupakan kegiatan pengendalian melalui prosedur secara benar, selungga dapat mencapai perbaikan dalam efisiensi, produktivitns, dan profitabilitas.

6. Penjaminan kualitas bukan merupakan obat yang mujarab untuk menyem­buhkan berbagai penyakit. Dengan penjaminan kualitas, justru akan dapat mengerjakan segala sesuatu dengan baik sejak awal dan setiap waktu (do it right the first time and every time).

7. Penjaminan kualitas merupakan kegiatan untuk mencapai biaya yang efektif, membantu meningkatkan produktivitas.

Menurut Sallis (2008:58), “ jaminan mutu berbeda dengan kontrol mutu, baik sebelum maupun ketika proses tersebut berlangsung”. Kontrol mutu merupkan sebuah proses pasca produksi, yang dilakukan dengan pemeriksaan mutu/inspeksi. Sedangkan jaminan mutu didesain untuk mencegah kesalahan sejak awal dan menjamin bahwa proses produksi menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Ditinjau dari konsep dasar mutu, mengenai mutu terpadu (total quality) adalah pengembangan dari jaminan mutu yang mendorong para stafnya untuk menciptakan mutu guna kepuasan pelanggan.

Penjaminan mutu pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 9 objek jaminan mutu, yaitu akreditasi, kurikulum, proses pembelajaran, penilaian, pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf

Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

No

Obyek Penjaminan Mutu (unsur Pendidikan dalam SNP)

Indikator Kinerja Kunci Minimal (dalam SNP)

Indikator Kinerja Kunci Tambahan

I

Akreditasi

Berakreditasi A dari BAN-Sekolah dan Madrasah

Berakreditasi tambahan dari badan akreditasi sekolah pada salah satu lembaga akreditasi pada salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keung-gulan tertentu dalam bidang pendidikan

II

Kurikulum (Standar Isi) dan Standar Kompe-tensi lulusan

Menerapkan KTSP

Sekolah telah menerapkan sistem administrasi akademik berbasis teknologi Informasi dan Komu-nikasi (TIK) dimana setiap siswa dapat meng-akses transkipnya masing-masing.

Memenuhi Standar Isi

Muatan pelajaran (isis) dalam kurikulum telah setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau dari negara maju lainnya.

Memenuhi SKL

· Penerapan standar kelulusan yang setara atau lebih tinggi dari SNP

· Meraih mendali tingkat internasional pada berbagai kompetensi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga.

III

Proses Pembelajaran

Memenuhi Standar Proses

· Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, jiwa patriot, dan jiwa inovator.

· Proses pembelajaran telah diperkaya dengan model-model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya.

· Penerapan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mapel.

· Pembelajaran pada mapel IPA, Matematika, dan lainnya dengan bahasa Inggris, kecuali mapel bahasa Indonesia.

IV

Penilaian

Memenuhi Standar Penilaian

Sistem/model penilaian telah diperkaya dengan system/model penilaian dari sekolah unggul diantara 30 negara anggota OECD

Lanjutan Tabel 2.2 Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf

Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

No

Obyek Penjaminan Mutu (unsur Pendidikan dalam SNP)

Indikator Kinerja Kunci Minimal (dalam SNP)

Indikator Kinerja Kunci Tambahan

V

Pendidik

Memenuhi Standar Pendidik

· Guru sains, matematika, dan teknologi mampu mengajar dengan bahasa Inggris.

· Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK.

· Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A.

VI

Tenaga Kependidikan

Memenuhi Standar Tenaga Kependidikan

· Kepala sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A.

· Kepala sekolah telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh Pemerintah.

· Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif.

· Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan enterprenual yang kuat

VII

Sarana Prasarana

Memenuhi Standar Sarana Prasarana

· Setiap ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK.

· Sarana perpustakaan telah dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses seluruh dunia.

· Dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain-lain.

VII

Pengelolaan

Memenuhi Standar Pengelolaan

· Sekolah meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya (2001, dst) dan ISO 14000.

· Merupakan sekolah multi cultural.

· Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah bertaraf/berstandar internasional diluar negeri.

· Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, dan lain-lain.

· Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek pengelolaan sekolah.

IX

Pembiayaan

Memenuhi Standar Pembiayaan

· Menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kunci tambahan.