19-07-2013

Artikel ku


MANAJEMEN PENYELENGGARAAN MASA ORIENTASI SISWA
(Studi Multi Situs di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang)


Ita Yulia Rahmawati1
Prof. Dr. H. M. Huda A.Y, M.Pd
Dr. H. Sultoni, M.Pd


ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan manajemen Manajemen Orientasi Siswa (MOS) yang diterapkan oleh sekolah SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang yang mencakup: (1) perencanaan penyelenggaraan MOS; (2) pengorganisasian penyelenggaraan MOS; (3) pelaksanaan MOS; (4) penilaian penyelenggaraan MOS; (5) kekuatan penyelenggaraan MOS; dan (6) kelemahan penyelengaaraan MOS. Data dikumpulkan dengan analisis dokumen, pengamatan, wawancara dari 8 informan dan dianalisis dengan teknik deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian adalah: (1) perencanaan MOS dilakukan dengan rapat antar dewan guru dan rapat dengan pihak OSIS yang dilaksanakan 2 minggu sebelum pelaksanaaan MOS; (2) penggorganisasian MOS dilakukan dengan pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang telah diberikan pada masing-masing panitia; (3) Pelaksanaan MOS dilaksanakan selama 3 hari sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan; (4) Evaluasi dilakukan dengan pemantauan kegiatan MOS dan pelaporan; (5) Kekuatan pelaksanaan MOS berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala sekolah dan SK Dinas Pendidikan Jawa Timur. Selain itu, dengan adanya MOSpeserta didik baru memiliki kesiapan dalam menerima pembelajaran yang ada di sekolah; (6) Kelemahan MOS disebabkan oleh terbatasnya waktu pelaksanaan, melatih panitia yang membutuhkan waktu lama, pembagian tugas yang kurang jelas, dan pelaksanaan MOS yang monoton.
Kata kunci: manajemen, MOS, dan peserta didik
Sistem pendidikan untuk membangun manusia seutuhnya yakni tidak hanya bertumpu pada pengembangan kemampuan intelektual saja. Sistem yang dimaksud juga harus mampu mengekspresikan dan mengaktualisasikan potensi kemanusiaan melalui pikiran, perasaan, jiwa dan raganya dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah agama seperti akhlak atau etika. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan proses belajar-mengajar memegang
 

[1]Ita Yulia Rahmawati adalah Mahasiswa Angkatan 2008 Jurusan Administrasi   Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
peranan penting dalam rangka pembentukan sikap dan kepribadian serta budi pekerti luhur siswa yang telah mereka dapatkan dari lingkungan keluarga dan masyarakat.
Pendidikan yang diberikan di sekolah harus bisa mengikuti perubahan dan perkembangan zaman serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan yang ideal diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dan mampu menanamkan etika pergaulan dan pendidikan moral secara terprogram dengan tujuan untuk membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tujuan pendidikan secara umum bersumber pada tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasionnal Nomor 20 Tahun 2003 Bab II mengenai dasar, fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menjelaskan sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepata Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Tujuan pendidikan nasional di atas dapat dipakai sebagai sumber penetapan tujuan pendidikan dan pelaksanaan pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal. Untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional setiap lembaga pendidikan perlu melakukan manajemen sekolah secara sistematis, hal ini bertujuan supaya kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung secara teratur, efektif dan efisien.
Masa orientasi siswa dalam bidang ilmu manajemen pendidikan merupakan salah satu bagian dari Manajemen Peserta Didik (MPD). Kegiatan MOS ini biasanya dilaksanakan setelah peserta didik mendaftar ulang di sekolah. “Masa orientasi siswa atau sering disebut juga Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan sebuah kegiatan yang umum dilaksanakan di sekolah guna menyambut kedatangan siswa baru” (Wikipedia, 2011:1).Selain menyambut
kedatangan siswa baru dan memperkenalkan lingkungan sekolah, MOS juga merupakan sarana penanaman nilai-nilai kedisiplinan, akademik dan nilai-nilai sosial masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan MOS haruslah diisi dengan kegiatan positif, bukan kekerasan.
Latar penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Malang dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda Malang. SMP Negeri 4 Malang adalah sekolah menengah pertama yang berstatus negeri dibawah Departemen Pendidikan Nasional (DIKNAS). Sekolah ini termasuk salah satu sekolah menengah pertama yang terakreditasi sangat baik di wilayah kota Malang. Lokasi SMP Negeri 4 Malang berbatasan dengan SMA Negeri 8 Malang, sebelah barat Universitas Negeri Malang, dan sebelah selatan sekolah tersebut terdapat lahan kosong yang biasanya digunakan sebagai tempat olahraga oleh siswa SDN Sumbersari.Sedangkan MTs. Nurul Huda Malang adalah pendidikan formal setara dengan sekolah menengah pertama yang dikelola oleh Departemen Agama (DEPAG).  Letak sekolah ini sangat strategis yaitu di area Perguruan Tinggi (ITN, UM, UB). Lokasi MTs. Nurul Huda Malang menghadap ke arah timur yang berhadapan dengan POM Bensin. Sekolah ini terdapat di sebelah kiri jalan raya bendungan sutami, sehingga akses untuk para peserta didik lebih mudah untuk menuju ke sekolah.
Penerimaan Siswa Baru (PSB) dan pembinaan Masa Orientasi Siswa (MOS) telah menjadi tradisi setiap tahun ajaran baru di setiap jenjang pendidikan. Pada awalnya kegiatan MOS mengadopsi dari Perguruan Tinggi yang biasanya dikenal dengan OSPEK.Kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang maupun  di MTs. Nurul Huda Malang sudah sejak lama dilaksanakan yakni mulai tahun 2000. Dari kedua belah pihak sekolah tersebut menyatakan bahwa, kegiatan MOS ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Kegiatan MOS perlu dilakukan sebagai upaya menjembatani siswa baru untuk mengenal berbagai kekhususan dari jenjang pendidikan barunya,baik berupa lingkungan fisik, sosial dan cara belajar yang berbeda dengan lingkungan pada jenjang pendidikan sebelumnya.Sasaran MOS adalah peserta didik baru dengan mengikutsertakan kakak kelas, guru, tenaga penunjang kependidikan, atau pihak luar sekolah yang dilibatkan. MOS memiliki tujuan baik, yaitu mengarahkan para siswa baru untuk bersikap sesuai norma dan aturan yang berlaku di sekolah mereka.
SMP Negeri 4 Malang memiliki 47 tenaga kependidikan, 42 orang diantarannya Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 orang lainnya bersatatus sebagai Guru Tidak Tetap (GTT). Jumlah keseluruhan peserta didik di SMP Negeri 4 Malang adalah 845 siswa, yang terdiri dari kelas VII berjumlah 259 siswa, kelas VIII berjumlah 306 siswa, dan kelas IX berjumlah 280 siswa. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, SMP Negeri 4 mempunyai 21 rombel agar dapat berjalan efektif. Sedangkan di MTs. Nurul Huda Malang memiliki 17 tenaga pengajar sebagai guru tetap di Yasan Nurul Huda. Jumlah keseluruhan peserta didik di MTs. Nurul Huda Malang adalah 82 siswa, yang terdiri dari kelas VII berjumlah 33 siswa, kelas VIII berjumlah 24 siswa, dan kelas IX berjumlah 25 siswa.
Manajemen adalah salah satu bagian terpenting  dalam suatu organisasi. Tugasnya sangat krusial dalam suatu organisasi yakni, menentukan dan mengawasi kinerja suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen itu sendiri. Dari sini dapat diketahui bahwa manajemen mutlak diperlukan dalam suatu organisasi karena merupakan pusat kinerja dari organisasi itu sendiri. Adapun masalah-masalah yang terkait dengan kegiatan manajemen, antara lain (1) perencanaan yaitu proses awal pengidentifikasian dan menyeleksi tujuan yang sesuai serta program kegiatan yang terbaik dalam mencapai tujuan. Salah satu kegiatan dalam perencanaan yakni menentukan strategi yang terkadang dirasa kurang efektif karena dalam mengidentifikasi cara-cara tidak  mempertimbangan perubahan-perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi organisasi, (2) pengorganisasian yaitu pembagian tugas dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi. Akan tetapi,  penempatan tugas dan wewenang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki individu tersebut, sehingga mengakibatkan kekacauan dan keteledoran dalam pelaksanaan kegiatan, (3) penggerakkan yaitu  koordinasi antar individu maupun kelompok untuk dapat bekerjasama mencapai tujuan organisasi. Dalam kenyataannya masih ada atasan yang kurang memberi motivasi kepada bawahan sehingga bawahan tidak dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai peran, tugas, dan tanggung jawabnya, dan 4) pengawasan yaitu penetapan pengukuran yang akurat dan sistem monitoring untuk mengevaluasi seberapa baik organisasi telah mencapai tujuannya. Namun, dalam pelaksanaannya penyimpangan yang terjadi sangat tidak dipungkiri oleh karena itu monitoring sangat diperlukan baik proses dan akhir dari kegiatan untuk mengendalikan dan meminimalisir penyimpangan yang terjadi.
Secara umum hasil analisis SWOT  (Strengths,Weakness, Opportunities, Threats) peneliti dari adanya kegiatan MOS adalah (1) Strengths (kekuatan): adanya Surat Keputusan (SK) dari Kepala Sekolah; (2) Weakness(kelemahan): dapat mengganggu proses belajar-mengajar siswa kelas VIII dan IX; (3) Opportunities(peluang): dengan kegiatan MOS yang bersifat menyenangkan dan dapat bermanfaat bagi peserta didik, maka kegiatan ini dapat menarik peserta didik baru di tahun ajaran berikutnya; dan (4) Threats (ancaman): adanya sekolah lain yang melakukan kegiatan MOS dengan kekerasan, sehingga masyarakat dan wali murid menentang adanya kegiatan MOS.
Sehubungan hal di atas, fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga menjadi proses manajemen yang sangat diperlukan dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaran MOS. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman, kekacauan, keteledoran, pemborosan, dan yang lebih penting lagi adalah tujuan pendidikan tidak tercapai, karena proses manajemen yang tidak efektif. Di sini peneliti memilih penelitian di sekolah menengah pertama, dikarenakan peserta didik baru menginjak remaja yang tadinya kekanak-kanakan dan dengan adanya MOS peserta didik akan dibentuk sesuai dengan adat sekolah. Peneliti akan mengadakan penelitian pada dua lokasi sekolah yakni sekolah umum dan sekolah keagamaan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan antara kedua sekolah tersebut. Dengan memperhatikan konteks penelitian di atas, maka peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul Manajemen Penyelenggaraan Masa Orientasi Siswa (Studi Multi Situs di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang)”.

METODE
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Jenis studi kasus (case studies) yang digunakan yaitu multi-situs induksi analitis termodifikasi. Menurut Ulfatin (2004:32), “rancangan studi multi situs (multi-site studies) adalah suatu rancangan penelitian kualitatif yang melibatkan beberapa situs dan subjek penelitian”. Pendekatan penelitian kualitatif ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara deskriptif. Pendekatan tersebut berkaitan dengan manajemen penyelenggaraan MOS yang dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian yang diperoleh dari catatan lapangan, study literature, wawancara, arsip kegiatan MOS, dan dokumentasi. Data tersebut dianalisa secara terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian dan bergerak secara induktif. Penentuan lokasi dan latar penelitian dilakukan bertahap. Pertama, lokasi penelitian ditentukan di Kota Malang. Kedua, penentuan latar penelitian, dipilih sekolah menengah pertama yang menerapkan kegiatan MOS dalam menyambut siswa baru.Selain itu, peneliti meneliti 2 sekolah yang memiliki perbedaan yaitu SMP Negeri 4 Malang adalah sekolah mengengah pertama di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional (DIKNAS) dengan status negeri dengan akreditasi “A”. Sedangkan MTs. Nurul Huda Malang adalah sekolah menengah pertama di bawah naungan Departemen Agama (DEPAG) dengan satatus swasta.
Sumber data dalam penelitian ini akan diperoleh melalui aplikasi peneliti dengan cara pengamatan (observasi) secara langsung dilapangan,  studi literatur dengan cara mempelajari dan mengkaji dokumen yang ada disekolah tersebut, dan melalui wawancara dengan personil terkait. Personil tersebut yaitu waka kesiswaan, ketua pelaksana MOS, serta pengurus OSIS Tahun Ajaran 2011/2012.Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara terstruktur yang terkait dengan judul penelitian. Untuk mengetahui data yang telah diperoleh, maka hasil mengkaji sumber data tersebut ditulis dalam catatan penelitian yang kemudian diolah secara langsung. Informasi data yang diperoleh berupa kata-kata atau tindakan dari orang yang diamati atau diwawancarai, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen sekolah, arsip terkait dengan penelitian, buku, maupun rekaman pada saat wawancara berlangsung dengan informan.
Tabel 2.1 Ringkasan Sumber Data SMP Negeri 4 Malang
No
Subjek
Intensitas
1
U. Djarwadi, S.Pd
1 kali
2
Suprapto, A.Md
2 kali
3
Subahan, S.Pd
1 kali
4
Anota dan Agung
1 kali
(Sumber: Dokumen Catatan Lapangan Peneliti)
Tabel 2.2 Ringkasan Sumber Data MTs. Nurul Huda Malang
No
Subjek
Intensitas
1
Agung Wahyuono, S.Ag
2 kali
2
Slamet Suwardi
1 kali
3
Drs. Syamsul Ihwan
1 kali
4
Neni  dan Ana
1 kali
(Sumber: Dokumen Catatan Lapangan Peneliti)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yakni peneliti menguraikan, menjelaskan, dan mendeskripsikan secara rinci mengenai manajemen penyelenggaraan MOS Tahun Ajaran 2011/2012 di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang.Ada 2 tahap yang dilakukan, yaitu (1) analisis situs tunggal dan (2) analisis lintas situs.
1.    analisis situs tunggal
a.    Reduksi Data
Menurut Wiyono (2007:93), “reduksi data merupakan kegiatan memilih data yang tepat”. Peneliti berusaha mengumpulkan data penelitian yang berhubungan dengan kegiatan manajeman MOS mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan baik dari wawancara, dokumentasi maupun observasi.Setiap data yang masuk baik dari hasil wawancara, dokumentasi maupun observasi tersebut dipilih sesuai dengan instrument/fokus penelitian yang dilakukan secara terus menerus selama penelitian dan diolah mana yang tepat untuk digunakan. Apabila terdapat kejanggalan-kejanggalan, maka proses reduksi data akan diulang kembali.
b.    Display Data
Wiyono (2007:93) menyatakan bahwa, “display data merupakan perakitan informasi yang terorganisir yang memungkinkan penarikan kesimpulan”.Dalam hal ini yang dilakukan oleh peneliti, yaitu menyusun jawaban yang sudah diolah berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan baik dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi. Data yang disusun dan diolah tersebut disesuaikan dengan fokus penelitian yang memungkinkan akan menarik suatu kesimpulan oleh peneliti.


c.    Verifikasi Data
Menurut Wiyono (2007:93), “verifikasi atau memverifikasi kesimpulan merupakan kegiatan untuk menarik makna dari data yang disimpulkan”. Peneliti berusaha mengumpulkan semua kesimpulan hasil dari display data yang sudah dilakukan dan menarik sebuah makna baru dengan membandingkan antara hasil penelitian dari SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang yang berkaitan dengan kegiatan manajemen MOS dengan teori yang ada dan fakta (kenyataan) yang sudah terjadi di lapangan.Peneliti berusaha membuat pendeskripsian atas semua hasil kesimpulan untuk membuat makna baru.
2.    Analisis Lintas Situs
Pendekatan yang digunakan dalam rancangan studi multi situs adalah metode induksi analitis termodifikasi.Metode analitis termodifikasi merupakan suatu pendekatan untuk mengumpulkan dan mengolah data yang dimaksudkan untuk mengembangkan teori dan pengujiannya (Ulfatin, 2004:33).Pada rancangan metode induksi analitis termodifikasi, prosedurnya ditetapkan berdasarkan fokus penelitiannya.Pengumpulan data dilakukan secara berulang-ulang, di mana pengumpulan data berikutnya dilakukan, dianalisis, dan digunakan untuk mengembangkan model deskriptif dari fenomena yang ada pada semua situs.Teori sementara yang dihasilkan melalui pengumpulkan data sebelumnya dimodifikasi untuk menghasilkan teori yang lebih mantap.
Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan 4 tahap anatara lain sebagai berikut:
1.    Trianggulasi Data
Wiyono (2007:81) mengatakan bahwa, “trianggulasi data adalah mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dengan sumber lain”. Untuk memperoleh keabsahan data, di sini peneliti membandingkan data yang berasal dari SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang dengan teori yang ada dan fakta (kenyataan) yang sudah terjadi di lapangan, selain itu peneliti juga membandingkan data yang berasal dari sumber satu dengan sumber lainnya, baik data yang berupa dokumentasi maupun data hasil wawancara. Maksud dari perbandingan itu, yaitu untuk memastikan apakah data yang diperoleh peneliti menghasilkan kesimpulan yang tepat atau tidak.
2.   Member Check
Dalam hal ini yang dilakukan oleh peneliti yaitu memberikan hasil penelitian kepada sekolah yakni  SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang untuk dicek kembali kebenaran datanya dan membicarakan ulang untuk menghasilkan data secara kredibel (pasti/benar).
3.    Menggunakan Bahan Referensi
Wiyono (2007:84) menyatakan bahwa, “ terpenuhinya bahan pustaka/referensi yang memadai sehingga dapat mendukung peneliti dalam menghimpun pengetahuan”.Dengan menggunakan bahan referensi yang berupa hasil wawancara, dokumen, maupun rekaman peneliti bisa meningkatkan kepercayaan tentang kebenaran datanya kepada khalayak bahwa penelitian tersebut syah dan begitu adanya.
4.    Dependabilitas
Dependabilitas dapat dicapai dengan cara mengadakan audit trail yaitu usaha untuk memeriksa proses penelitian termasuk data dan sumber datanya dari awal sampai akhir. Dalam hal ini yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengumpulkan semua data yang telah diperoleh, mengumpulkan kembali data yang telah diolah, mengumpulkan kesimpulan dan memeriksanya kembali agar hasil penelitian bisa dipercaya. Misalnya, yaitu peneliti mengecek proses hasil penelitian yang sudah dicatat, mengecek ulang foto atau dokumen lain mengenai kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan MOS dan mengecek semua data lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Perencanaan MOS
Perencanaan pada dasarnya persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam manajemen fungsi perencanaan merupakan suatu tolak ukur dalam kegiatan tersebut. Perencanaan MOS di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang melalui beberapa tahap yaitu: (1) menentukan lokasi kegiatan; (2) perencanaan pembentukan panitia; (3) perencanaan waktu kegiatan; (4) perencanaan program kegiatan/isi kegiatan berdasarkan visi dan misi sekolah; (5) anggaran dana; dan (6) perencanaan untuk menjadi pembina peserta MOS.
Menurut Brantas (2009:57), “perencanaan adalah pekerjaan mental untuk memilih saran, kebijakan, prosedur, program yang diperlukan untuk mencapai apa yang diinginkan pada masa yang akan datang”. Sehubungan dengan hal itu,  langkah-langkah dalam bidang perencanaan menurut Terry (dalam Brantas, 2009), antara lain:
1)      Jelaskan problem yang bersangkutan;
2)      Usahakanlah untuk mencapai keterangan-keterangan tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan;
3)      Analisislah dan klasifikasilah keterangan-keterangan yang diperolah;
4)      Tetapkanlah premis-premis perencanaan dan penghalang-penghalang terhadapnya;
5)      Tentukan rencana-rencana alternatif;
6)      Pilihlah rencana yang diusulkan;
7)      Tetapkanlah urutan-urutan dan penetapan waktu secara terperinci bagi rencana yang diusulkan tersebut;
8)      Laksanakanlah pengecekan tentang kemajuan rencana yang diusulkan.
Berdasarkan beberapa pemaparan di atas perencanaan dalam suatu kegiatan manajemen apapun sangat diperlukan.Dalam kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang, perencanaan merupakan suatu dasar atau acuan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Misalnya menentukan lokasi kegiatan, program dan waktu yang akan dilaksanakan, dan panitia pelaksana atau job description terhadap pihak yang bersangkutan dalam kegiatan tersebut. Perencanaan MOS tersebut apabila dillaksanakan secara maksimal akan menemukan suatu rencana-rencana alternatif dari kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang, pengecekan dari kemajuan rencana MOS di SMP Negeri 4 Malang, dan menentukan keputusan dari rencana-rencana kegiatan yang akan diusulkan. Dapat disimpulkan bahwa perencanaan MOS di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang dilaksanakan sebelum kegiatan berlangsung.
Kegiatan Pengorganisasian MOS
Pengorganisasian adalah proses megidentifikasi dan mengkelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan, menentukan dan mendelegasikan tanggung jawab, wewenang, serta mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya dengan tujuan memungkinkan orang bekerjasama secara efektif  dalam mencapai tujuan. Proses yang dimaksudkan di sini adalah menyangkut pelaksanaan langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan. Oleh karena itu, struktur organisasi perlu disusun sedemikian rupa agar setiap kegiatan ada penanggung jawabnya.Kegiatan pengorganisasian MOS di kedua sekolah ini, yaitu (1) Pembentukan panitia dari guru dan siswa sebagai pelaksana kegiatan.Tugas dari panitia guru yaitu sebagai instruktur/pembina dan panitia siswa sebagai pelaksana lapangan; (2) membuat susunan kepanitiaan MOS dengan menetapkan program kegiatan MOS, menetapkan jadwal kegiatan, serta menentukan penanggungjawab masing-masing kegiatan; dan (3) pembagian tugas berdasarkan bidang dan kemampuan masing-masing personal.Hal ini sesuai dengan pendapat  Brantas (2009:75) yang menyatakan bahwa pembagian kerja dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Pembagian kerja secara vertikal didasarkan atas penetapan garis-garis kekuasaan dan menentukan tingkat-tingkat yang membentuk bangunan organisasi itu secara tegak.
b.      Pembagian kerja secara horizontal  didasarkan atas spesialisasi kerja.
Menurut Ticoalu (2003:11), langkah-langkah pengorganisasian antara lain sebagai berikut:
1)      Tetapkan dengan teliti dan tentukan pekerjaan yang akan dilaksanakan;
2)      Bagi-bagi pekerjaan menjadi tugas-tugas setiap orang;
3)      Tugas-tugas kelompok menjadi posisi-posisi;
4)      Tentukan prasyarat-prasyarat setiap posisi;
5)      Kelompok-kelompok posisi menjadi satuan-satuan yang dapat dipimpin dan saling berhubungan dengan baik;
6)      Bagi-bagikan pekerjaan, pertanggungjawaban dan luas kekuasaan yang akan dilaksanakan;
7)      Ubah dan sesuaikan organisasi sehubungan dengan hasil-hasil pengawasan dan kondisi-kondisi yang berubah-ubah;
8)      Berhubungan selalu selama proses pengorganisasian.
Dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan dari adanya kegiatan MOS harus ada usaha bersama dan tata kerja yang baik. Oleh karena itu, sebuah organisasi dalam hal ini kepanitian MOS harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) kegiatan tersebut harus memiliki tujuan yang jelas, mudah dipahami, dan diterima oleh seluruh anggota, sehingga dalam organisasi tersebut hanya terdapat satu kesatuan arah; dan (2) harus memiliki struktur organisasi untuk menggambarkan adanya satu perintah, adanya keseimbangan tugas, wewenang dan tanggungjawab, serta mempermudah alur kegiatan.
Kegiatan Pelaksanaan MOS
Pelaksanaan merupakan tindakan menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif.Kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah dibuat.Kegiatan tersebut mencakup mulai dari praMOS, MOS, dan pascaMOS.Pemateri MOS diambilkan dari bapak dan ibu guru yang ada di masing-masing sekolah tersebut. Yang membedakan dari  kedua sekolah tersebut terletak pada pasca MOS, karena di MTs. Nurul Huda Malang selama ini masih belum ada pascaMOS. Pelaksanaan MOS meliputi waktu, tempat, dan suasana.Hal terpenting yang harus diberikan kepada siswa baru adalah pengenalan budaya sekolah atau school culture yang merupakan pencitraan dari sekolah dan telah menjadi karakter sekolah itu.MOS bertujuan agar siswa baru mengenal kehidupan sekolah dan menyatu dengan warga sekolah dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti kegiatan belajar-mengajar, memberikan kesan positif dan menyenangkan terhadap lingkungan pendidikan barunya. Oleh karena itu, kegiatan MOS dilakukan berdasarkan rambu-rambu yang diberikan oleh Diknas dan Depag, yaitu diisi dengan kegiatan yang bersifat edukatif  dan tidak mengarah pada tindakan destruktif dan atau berbagai kegiatan lain yang merugikan siswa baru baik secara fisik maupun secara psikologis. Kedua sekolah ini sama-sama mempunyai kegiatan ketika pelaksanaan MOS. SMP Negeri 4 Malang siswa kelas VIII dan kelas IX di isi dengan kegiatan PBB dan kedisiplinan di bawah naungan Lemjiantek Kodiklat TNI AD.Hal ini bertujuan agar semua peserta di SMP Negeri 4 sama-sama mempunyai kegiatan.Sedangkan di MTs. Nurul Huda siswa kelas VIII dan IX diisi dengan kegiatan tadarus/mengaji.
Kegiatan pelaksanaan yang dilakukan oleh SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang sama dengan fungsi penggerakkan yang diungkapkan oleh Brantas. Menurut Brantas (2009:95), “penggerakkan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin untuk membimbing, mengarahkan, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha”. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang diserahkan kepada panitia siswa sebagai pelaksana kegiatan yang sebelumnya panitia tersebut diberi arahan atau bimbingan dari bapak dan ibu guru untuk mengarahkan, mengatur, membimbing dan mendampingi adik-adiknya. Akan tetapi panitia tidak dilepas secara utuh dalam menjalankan kegiatan MOS. Jadi tetap ada pemantauan dari bapak dan ibu guru agar kegiatan MOS berjalan dengan lancar.
Kegiatan Penilaian MOS
Penilaian/evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses manajemen yang biasanya dilaksanakan di akhir kegiatan. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kesuksesan atau keberhasilan dari kegiatan yang sudah dilakukan.Dalam hal ini, setiap kegiatan MOS di evaluasi agar tidak terjadi penyimpangan serta dapat digunakan sebagai langkah perbaikan untuk kedepannya.Jadi bentuk evaluasi yang digunakan untuk kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang dengan MTs. Nurul Huda Malang yaitu sama-sama dilakukan pada setiap kegiatan mapun akhir kegiatan. Evaluasi dilakukan dengan cara yaitu (1) memantau atau mengawasi selama kegiatan MOS berlangsung; (2) pembina atau pendamping MOS wajib melaporkan situasi dan kondisi kegiatan MOS; dan (3) rapat evaluasi. Letak perbedaan antara kedua sekolah ini terletak pada laporan pertanggungjawaban hasil kegiatan dan evaluasi peserta. SMP Negeri 4 Malang membuat LPJ kegiatan MOS sedangkan MTs. Nurul Huda Malang masih belum membuat LPJ kegiatan MOS. Akan tetapi di MTs. Nurul Huda Malang melakukan evaluasi untuk peserta MOS. Evaluasi dilakukan dengan cara test tulis yang dilaksanakan sebelum penutupan MOS. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui masing-masing karakter dan sifat siswa.
Penilaian/evaluasi yang dilakukan oleh kedua sekolah tersebut sejalan dengan pendapat Ticoalu (2003:12), proses pengawasan dapat dilakukan secara bertahap melalui langkah-langkah berikut:
1)      Tetapkan ukuran-ukuran;
2)      Monitor hasil-hasil dan bandingkan dengan ukuran-ukuran;
3)      Perbaiki penyimpangan-penyimpangan;
4)      Ubah dan sesuaikan cara-cara pengawasan sehubungan dengan hasil-hasil pengawasan dan perubahan kondisi-kondisi;
5)      Berhubungan selalu selama proses pengawasan.
Dapat disimpulkan bahwa di  SMPN 4 Malang dan MTs. Nurul Huda Malang selalu mengadakan penilaian atau evaluasi untuk kegiatan MOS. Kegiatan evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah strategi, metode dan teknik yang telah ditetapkan dalam perencanaan sudah cocok dan terlaksana dengan baik atau belum. Evaluasi yang dilakukan oleh kedua sekolah tersebut sangat baik yaitu dilakukan pada akhir setiap kegiatan serta pada waktu pelaksanaan kegiatan juga dilakukan pemantauan atau pengawasan untuk mengontrol kegiatan dalam rangka menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi apabila ditemukan adanya kegiatan yang menyimpang, maka akan segera teratasi.
Kekuatan dari Penyelenggaraan MOS
Kekuatan dari adanya penyelenggaraan MOS di SMP Negeri 4 Malang adalah (1) Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tentang pedoman pelaksanaan penerimaan peserta didik baru pada taman kanak-kanak dan sekolah/madrasah di provinsi jawa timur tahun pelajaran 2011/2012; (2) SK Kepala Sekolah tentang Pembentukan Panitia PPDB dan MOS Tahun Ajaran 2011/2012; (3) Pelaksanaan MOS di SMP Negeri 4 Malang berdasarkan rambu-rambu dari Diknas; (4) MOS untuk pendewasaan pola pikir anak dari SD ke SMP; dan (5) siswa lebih cepat mengenal lingkungan sekolah baik fisik, sosial, tata cara belajar, serta adat istiadat yang ada di SMP Negeri 4 Malang. Sedangkan di MTs. Nurul Huda  Malang yaitu (1) Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Pembentukan Panitia Masa Orientasi Siswa Baru MTs. Nurul Huda Tahun Ajaran 2011/2012; (2) kekompakkan dan kerjasama panitia; (3) keiklasan; (4) homogenitas peserta MOS; dan (5) siswa mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah baik fisik, sosial, dan tata cara belajar yang ada di MTs. Nurul Huda Malang.
Menurut Soedibjo (2008:1) “kekuatan adalah faktor internal yang mendukung perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor pendukung dapat berupa sumber daya, keahlian, atau kelebihan lain yang mungkin diperoleh berkat sumber keuangan, citra, keunggulan di pasar, serta hubungan baik antara buyerdengan supplier”. Sedangkan dalam bidang pendidikan “kekuatan dapat diartikan kondisi di mana lembaga pendidikan mampu melakukan semua tugasnya secara sangat baik” (RA Babul Ulum Nyalaran, 2012). Dengan demikian, kekuatan dari  kedua sekolah tersebut yaitu sama-sama mempunyai SK Kepala sekolah untuk melaksanakan kegiatan MOS, serta peserta didik mempunyai kesiapan dalam mengikuti pembelajaran dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah baik fisik maupun sosial. Kekuatan lainnya berupa faktor yang mendukung baik dari faktor internal dan eksternal, sehingga keduanya bisa menjalankan MOS dengan baik.Kekuatan masing-masing sekolah berbeda, karena tergantung kegiatan masing-masing yang dilakukan oleh sekolah.Begitu pula dengan anggapan guru yang masing-masing berbeda. Karena kegiatan yang mereka lakukan juga berbeda satu dengan yang lainnya meski dalam ruang lingkup yang sama.
Kelemahan dari Penyelenggaraan MOS
Kelemahan dari kegiatan MOS di SMP Negeri 4 Malang yaitu pertama, waktu pelaksanaan MOS. Kegiatan MOS dilaksanakan selama 3 hari jadi banyak materi yang belum disampaikan kepada peserta didik baru. Apabila waktu yang diberikan lebih dari tiga hari, peserta didik baru akan lebih siap untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kedua, menyita waktu guru karena kesulitan melatih panitia dari siswa sebagai pendamping adik-adiknya. Sedangkan kelemahan kegiatan MOS di MTs. Nurul Huda Malang yang ditemui peneliti antara lain: (1) pusat kegiatan MOS terfokus pada seseorang, karena pembagian tugas yang kurang jelas; (2) kegiatan MOS menyesuaikan kondisi dan situasi, sehingga tidak menutup kemungkinan apabila terjadi perubahan jadwal kegiatan MOS; dan (3) kegiatan MOS bersifat monoton dari tahun ke tahun.
Menurut Soedibjo (2008:8) “kelemahan merupakan  faktor internal yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor penghambat dapat berupa fasilitas yang tidak lengkap, kurangnya sumber keuangan, kemampuan mengelola, keahlian pemasaran dan citra perusahaan”.Sedangkan dalam bidang pendidikan “kelemahan dapat diartikan sebagai kondisi di mana lembaga pendidikan kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan sarana dan prasarananya kurang mencukupi” (RA Babul Ulum Nyalaran, 2012). Jadi dapat disimpulkan bahwa kelemahan yang dimiliki dari kedua sekolah ini sebagian besar dikarenakan faktor internal seperti kurangnya koordinasi dan  waktu yang tersedia sangat singkat sehingga menimbulkan pelaksanaan MOS kurang berjalan maksimal. Kelemahan tersebut bukan menjadi hambatan dari kedua sekolah ini dalam melaksanakan MOS tetapi dijadikan sebagai acuan agar lebih baik lagi untuk ke tahun berikutnya.Kelemahan masing-masing sekolah berbeda, karena tergantung kegiatan masing-masing yang dilakukan oleh sekolah.Begitu pula dengan anggapan guru yang masing-masing berbeda. Karena kegiatan yang mereka lakukan juga berbeda satu dengan yang lainnya meski dalam ruang lingkup yang sama.

PENUTUP
Kesimpulan
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.Pertama, kegiatan perencanaan MOS di kedua sekolah tersebut pada dasarnya sama dengan perencanaan pada tahun-tahun sebelumnya. Perencanaan MOS dilakukan secara musyawarah dalam forum rapat. Rapat perencanaan MOS digabung dengan rapat penerimaan peserta didik baru yang dipimpin oleh kepala sekolah beserta dewan guru dan karyawan lainnya. Dalam rapat tersebut membahas mengenai waktu dan tempat kegiatan, anggaran dana, program atau isi kegiatan MOS yang disusun berdasarkan visi misi sekolah, perencanaan untuk menjadi pembina peserta MOS, dan perencanaan kegiatan bagi peserta didik kelas VIII dan kelas IX selama kegiatan MOS berlangsung.  Setelah rapat barulah disusun jadwal kegiatan MOS. Rapat dilaksanakan 2 minggu sebelum penerimaan peserta didik baru.Kedua, kegiatan pengorganisasian MOS dilakukan dengan membagi tugas panitia MOS yang disesuaikan berdasarkan spesifikasi kerja dan kemampuan dari panitia. Setelah itu dibentuk susunan panitia MOS agar panitia yang terlibat mengerti akan tanggung jawab tugas dan wewenang yang diberikan. Adapun susunan kepanitiaan MOS yang terdiri dari penanggung jawab, ketua pelaksana, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi atau anggota lainnya termasuk pengurus OSIS.Panitia MOS terdiri dari panitia dari guru dan siswa sebagai pelaksana kegiatan.Tugas dari panitia guru yaitu sebagai instruktur/pembina MOS. Sedangkan panitia siswa bertugas sebagai pelaksana lapangan.Ketiga, kegiatan pelaksanaan MOS di kedua sekolah ini sama-sama dilaksanakan setelah penerimaan peserta didik baru.Kegiatan MOS berlangsung selama 3 hari dan dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah dibuat.Ada 3 tahap kegiatan MOS meliputi praMOS, MOS, dan pascaMOS. Bentuk kegiatan MOS terdiri dari pengenalan lingkungan  baik secara fisik maupun sosial, materi, permainan, dan ibadah. Metode yang digunakan bersifat menyenangkan dan tidak memberatkan peserta didik baru.Untuk mengisi kegiatan bagi peserta didik kelas XIII dan IX ketika pelaksanaan MOS, masing-masing sekolah mempunyai kegiatan. Kegiatan tersebut  berupa Pelatihan Baris Berbaris (PBB) dan kedisiplinan, serta tadarus (mengaji). Keempat, kegiatan penilaian/evaluasi MOS yang dilakukan oleh kedua sekolah tersebut yaitu pemantauan dan laporan kegiatan MOS. Pemantauan dilakukan untuk mengontrol kegiatan MOS dalam rangka menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.Sedangkan untuk laporan kegiatan MOS, pembina atau pendamping MOS wajib melaporkan situasi dan kondisi kegiatan MOS kepada waka kesiswaan.Pada akhir kegiatan yaitu setelah semua kegiatan berakhir dilakukan rapat evaluasi. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan kegiatan MOS. Hasil evaluasi ini dapat digunakan sebagai rujukan atau referensi untuk melakukan perbaikan, sehingga tidak mengulang kesalahan yang sama. Hasil kegiatan MOS di tulis dalam laporan pertanggungjawaban, serta pengarsipan dokumen-dokumen yang terkait dalam kegiatan MOS. Laporan pertanggungjawaban dibuat oleh semua pengurus OSIS dan pembina OSIS.Kelima, kekuatan dari penyelenggaraan MOS,yaitu (a) Surat Keputusan SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tentang pedoman pelaksanaan penerimaan peserta didik baru pada taman kanak-kanak dan sekolah/madrasah di provinsi jawa timur tahun pelajaran 2011/2012. Selain itu, kedua sekolah tersebut sama-sama mempunyai SK kepala sekolah tentang pembentukan panitia masa orientasi siswa baru. (b) peserta didik baru memiliki kesiapan dalam menerima pembelajaran yang ada di sekolah; (c) MOS juga bertujuan untuk pendewasaan pola pikir anak dari SD ke SMP; (d)pelaksanaan MOS berdasarkan rambu-rambu Diknas maupun Depag;dan (e) kerjasama panitia untuk saling membantu satu sama lain agar kegiatan MOS dapat berjalan dengan efektif dan efisien.Keenam,kelemahan dari penyelenggaraan MOSadalah (a) waktu yang diberikan dari pusat sangat terbatas yaitu 3 hari; (b)menyita waktu guru karena kesulitan melatih panitia dari siswa sebagai pendamping adik-adiknya dalam kegiatan MOS; (c) pusat kegiatan MOS terfokus pada seseorang yang dikarenakan pembagian tugas yang kurang jelas; (d) kegiatan MOS menyesuaikan kondisi dan situasi, sehingga tidak menutup kemungkinan apabila terjadi perubahan jadwal kegiatan MOS; dan (e) kegiatan pelaksanaan MOS bersifat monoton dari tahun ke tahun.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka saran.rekomendasi yang diajukan sebagai berikut.Waka Kesiswaan, hendaknya lebih mengkoordinasi tim agar mengerti job describtion masing-masing agar tercapai tujuan MOS dengan baik. selain itu hendaknya ditingkatkan pelatihan terhadap OSIS sebelum kegiatan MOS agar sesuai dengan rencana-rencana yang telah ditetapkan. Guru dan Karyawan, hendaknya mematuhi dan menjalankan tanggungjawab masing-masing sesuai job describtion. Disarankan apabila kegiatan MOS bersifat monoton, maka sebaiknya  kegiatan MOS harus dikemas secara inovatif agar panitia dari guru mengalami pembaruan dan bisa meningkatkan kualitas pelaksanaan MOS.  Peneliti lain, hendaknya para peneliti lain terinspirasi terhadap skripsi yang berhubungan dengan masa orientasi siswa ini, agar dapat melanjutkan penelitian yang sejenis pada aspek lain dengan latar yang berbeda yang nantinya dapat bermanfaat untuk diteliti.

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Brantas. 2009. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Imron, A. 2011.Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Khoirotun. 2011. Fungsi-fungsi Administrasi, (Online). (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2178743-fungsi-fungsi-administrasi/), diakses 26 Desember 2011.
Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) SMP Negeri 4 Malang Tahun Ajaran 2011/2012.2011. Pemerintah Kota Malang Dinas Pendidikan SMP Negeri 4 Malang.
Moleong, L. J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasihin, S. & Sururi. 2009. Manajemen Peserta Didik. Dalam Riduwan (Ed.). Bandung: Alfabeta.
Pidarta, M. 2004. Manajemen pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

RA Babul Ulum Nyalaran.2012. Analisis SWOT Lembaga Pendidikan.(Online).(http://rababululum.blogspot.com/2012/03/analisis-swot-lembaga-pendidikan-sebuah.html), diakses 15 Juli 2012.

Soedibjo. 2012. Analisis SWOT. (Online).(http://soedibjo.blogspot.com/2012/03/analisis-swot.html), diakses 15 Juli 2012.
Soepardi, I. 1998. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK.
Surat Edaran No. 220/C/MN/2008 Perihal Kegiatan Masa Orientasi Siswa. 2008. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ticoalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Tim Pakar Manajemen Pendidikan. 2002. Manajemen Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Ulfatin, N. 2004.Penelitian Kualitatif. Malang: Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jurusan Administrasi Pendidikan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2006. Bandung: Citra Umbara.
Wikipedia.2011. Masa Orientasi Siswa, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/masa-orientasi-siswa), diakses 27 Desember 2011.
Wiyono, B. B. 2007. Metodologi Penelitian (Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Action Research). Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.





Geen opmerkingen:

Een reactie posten